TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok meminta kepada ahli waris Habib Hasan bin Muhammad al-Haddad atau Mbah Priuk, agar masuk sebagai pengurus dalam struktur Yayasan Mbah Priok. Pernyataan Ahok tersebut disampaikan kepada salah seorang keturunan Mbah Priok, Abdullah Alaydrus atau Habib Sting Alaydrus.
“Kami bicara pada Habib Sting supaya turunannya harus dimasukkan ke dalam satu yayasan. Cagar budaya siapa pun enggak bisa ganggu dan perjualbelikan,” kata Ahok saat mengunjungi makam Mbah Priok di Koja, Jakarta Utara, Selasa, 14 Februari 2017.
Baca: Ini Rencana Ahok untuk Bereskan Masalah Makam Mbah Priok
Ahok mengatakan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Pelindo II akan membangun masjid bersama, lahan parkir, dan taman kuliner untuk menarik wisatawan religi di kawasan tersebut.
“Jadi, mereka tinggal urus yayasan, sertifikat. Kemudian, PT Pelindo akan siapkan dana dan Pemda akan menyiapkan bagaimana caranya membangun komplek yang luasnya hampir tiga hektare ini. Jadi ini suatu peninggalan luar biasa,” kata Ahok.
Menurut Ahok, Makam Mbah Priuk akan menjadi tempat religi yang bisa menampung jumlah bus dengan jumlah banyak. Selain itu, masjid yang akan dibangun menghadap ke laut setinggi tiga lantai, dan asrama untuk santri. “Yang penting penetapannya DKI Jakarta beres, saya yakin lah orang pasti banyak mau nyumbang buat bangun,” ujar Ahok.
Sore tadi, Ahok mendatangi makam Mbah Priuk untuk menyelesaikan permasalahan sengketa lahan antara Yayasan Mbah Priok dengan PT Pelindo II. Dalam kunjungan tersebut, hadir pula Direksi PT Pelindo II Riri Syeried, Kepala Kantor Wilayah BPN DKI Jakarta Muhammad Najib Taufik, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Catur Laswanto, dan Kepala Dinas Perhubungan Andri Yansah.
Baca juga: Soal Jalan, Jokowi Temui Keluarga Mbah Priok
Ahok menetapkan makam Mbah Priuk sebagai Cagar Budaya. Menurut Ahok, ketetapan tersebut telah sesuai dengan kesepakatan bersama dengan pihak terkait. “Jadi, enggak ada konflik di sini. Dulu saya juga salah paham Pelindo enggak mau lepas. Kami telpon BPN saat rapim (rapat pimpinan) mau ketemu. Saya kira ini selesai. Pelindo, BPN, Dinas Pariwisata sudah,” ujar Ahok.
LARISSA HUDA