TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Kota Bekasi, Dicky Irawan mengakui, persoalan banjir di wilayah setempat belum terselesaikan sepenuhnya. "Kami optimistis bisa menyelesaikan," kata Dicky kepada Tempo, Senin, 20 Februari 2017.
Sedikitnya ada lima titik banjir yang paling parah karena letak perumahan berada di cekungan. Kelimanya adalah Perumahan Dosen IKIP (Jatiasih), Bumi Nasio (Jatiasih), Taman Narogong Indah (Rawalumbu), Pondok Hijau Permai (Rawalumbu), dan Pondok Ungu Permai (Bekasi Utara).
Banjir yang terjadi pada Senin, 20 Februari 2017, rata-rata mencapai ketinggian satu meter. Banjir terparah berada di Perumahan Dosen IKIP yang hampir 2 meter. Adapun saat terjadi banjir dengan ketinggian itu, Kota Bekasi masih diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca: Belum Surut, Banjir Tiga Perumahan di Bekasi Masih 1 Meter
Dicky mengatakan penanggulangan banjir di Perumahan Dosen IKIP adalah menyelesaikan pembangunan tandon air dengan anggaran Rp 20 miliar dari pemerintah daerah. Selain itu, ada proyek penanggulangan di daerah aliran sungai di Jatikramat dari pemerintah pusat dengan anggaran Rp 50 miliar.
Dicky mengakui pemerintah membutuhkan normalisasi Sungai Cakung untuk mengurangi banjir di Perumahan Dosen IKIP dan Bumi Nasio. Rencananya, tahun depan pemerintah akan membebaskan lahan yang berada di bantaran sungai tersebut, sehingga sungai bisa dilebarkan dan dibuatkan tandon.
"Untuk di Pondok Hijau Permai, kami menyiapkan anggaran Rp 30 miliar," kata Dicky. Anggaran tersebut dipakai untuk normalisasi sungai dan pelebaran aliran sungai yang membelah perumahan tersebut, serta perbaikan saluran dan kolam retensi. Pihaknya juga menyiapkan Rp 10 miliar untuk kolam retensi di Arenjaya (Bekasi Timur).
Baca: Kalimalang Tergenang 60 Sentimeter, Lalu Lintas Tersendat
Adapun banjir yang terjadi di bawah kolong jalan tol JORR, Jalan KH Noer Alie, Kalimalang, di Kecamatan Bekasi Barat, kata Dicky, menjadi perhatian khusus pemerintah. Sebab, selama ini, lokasi tersebut bebas banjir karena sudah dipasang pompa penyedot air. "Kami sedang mengidentifikasi secara detail penyebab banyaknya air menggenang," ujarnya.
Sementara itu, untuk penanganan darurat di ruas jalan yang menghubungkan Kota Bekasi dengan DKI Jakarta tersebut, pemerintah menerjunkan satu unit mobil pompa untuk membantu pompa statis yang sudah ada.
ADI WARSONO
Baca juga: Ini Penyebab Banjir di Kolong Jalan Tol JORR Kalimalang