TEMPO.CO, Jakarta - Anies Baswedan mengunjungi lokasi banjir di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Senin, 20 Februari 2017. Dalam kunjungan itu Anies mengatakan program banjir yang dijalankan pemerintah DKI Jakarta tidak berhasil.
Baca:
Ke Lokasi Banjir, Anies : Program Banjir DKI Tak Berhasil
Pernyataan Anies itu segera mendapat tanggapan dari Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Menurut Ahok, bukti keberhasilan pemerintah dalam menjalankan program banjir bisa dilihat secara kasat mata. "Titik banjir di Jakarta dari tahun ke tahun semakin berkurang," kata Ahok saat meninjau Komplek Garuda di Bukit Duri, Tebet, Jakarta Selatan.
Ahok mengatakan, siapapun yang nanti menjadi gubernur DKI harus melakukan normalisasi sungai jika ingin mengatasi banjir. "Kalau Pak Anies diizinkan Tuhan jadi gubernur DKI dan dia enggak lalukan normalisasi seperti yang saya lakukan, bohong dia itu," kata Ahok.
Baca:
Kunjungi Korban Banjir, Ahok Enggan Masuk Masjid
Menurut Ahok, berkat normalisasi sungai selama masa pemerintahannya, titik banjir di Jakarta menyusut secara signifikan. Pada 2012 terdapat 2.200 lokasi banjir dan pada 2016 jumlahnya tinggal 80 lokasi. "Matematika sederhana. Kalau untuk (hitungan) bencana dari dua ribu berkurang ke 80, itu berarti berhasil," ujar Ahok.
Ahok menyebutkan, rancangan normalisasi sungai di Jakarta melibatkan pelbagai pihak profesional seperti Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BWSCC). "Itu (kalau) normalisasi enggak bener, berarti seluruh orang-orang pintar di negeri ini salah semua? PU pusat, orang pinter-pinter merancang ini, salah semua?" ucap Ahok.
Baca:
Banjir di Cipinang, Ahok: Normalisasi Sungai Baru 40 Persen
Dengan alasan itu Ahok menegaskan bahwa normalisasi sungai harus jalan terus. Sebab program ini menjadi solusi tepat untuk mengatasi banjir di ibu kota. "Kamu pilih banjir atau normalisasi. Jadi kalau dibilang satu pihak enggak mau banjir dan satu pihak enggak mau normalisasi, saya enggak tahu ilmu dari mana itu. Ini saya bicara depan PU pusat loh. Kalau ada teori lain, berarti PU pusat enggak bener teorinya? Itu namanya kebutuhan kampanye saja," kata Ahok.
LANI DIANA | SSN