TEMPO.CO, Jakarta - Saat meninjau lokasi banjir di Cipinang Muara, Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat sempat melihat anak-anak sedang bermain di tengah hujan turun di Jalan Cipinang Bali IV, Cipinang Muara, Jatinegara, Jakarta Timur. Anak-anak tersebut tampak berlarian di tengah genangan banjir di sekitar tempat tinggal mereka.
Melihat kondisi tersebut, Djarot tampak khawatir dan memanggil anak-anak yang sedang berlarian tersebut. Anak-anak itu kemudian mendekat dan mencium tangan setelah dipanggil Djarot. Mereka mendengarkan nasihat Djarot untuk tidak bermain hujan di tengah banjir.
Baca: Pantau Banjir di Cipinang Muara, Penduduk Minta Djarot Turun
"Aku tadi sudah bilang sama anak-anak kecil tadi jangan main di air," ujar Djarot saat dijumpai di lokasi, Selasa, 21 Februari 2017.
Imbauan tersebut disampaikan oleh Djarot lantaran arus banjir cukup deras. Selain itu, permukiman warga setempat berdampingan dengan Kali Sunter yang meluap. Luapan kali tersebut merendam tiga RT di kawasan Cipinang Muara, yaitu RT 6, 7, dan 12, yang masuk dalam lingkup RW 13.
"Ada yang hanyut tuh, Pak, tadi," ujar salah satu warga setempat yang menyela ucapan Djarot.
"Iya, itu deras banget (genangan air). Jangan sok jago (kalau merasa) dia pinter berenang," ucap Djarot.
Baca: Perempuan Ini Histeris Terjebak Banjir di Exit Tol Cikunir
Meski begitu, Djarot menilai wajar kondisi banjir seperti ini mengundang anak-anak bermain hujan. Sebab, dia mengaku, sewaktu masih kanak-kanak, dirinya pun sangat suka bermain di tengah hujan. "Kalau air seperti ini, saya sebagai anak desa, ya, kalau saya liat seperti ini, pasti mau nyemplung," katanya.
Namun Djarot kembali mengingatkan bahwa bermain air saat banjir bisa berbahaya. "Tahu enggak (apa itu) nyemplung? Masuk ke air. Ini enggak boleh. Aku bilang begitu sama anak-anak kecil tadi. Seneng banget itu. Jangan ya. Air ini deras banget," kata Djarot.
Akibat luapan Kali Sunter, setidaknya 84 kepala keluarga atau 348 jiwa terdampak banjir. Sampai saat ini, sejumlah warga setempat yang terdampak masih mengungsi di tempat pengungsian. Tampak sebuah dapur umum menyediakan makanan bagi para pengungsi.
LARISSA HUDA