TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengatakan normalisasi sungai yang dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sejak beberapa tahun terakhir berdampak pada menurunnya jumlah titik banjir di ibu kota. Dari pantauannya, banjir kali ini tidak separah tahun sebelumnya.
"Kita bicara scientific, faktanya, dengan normalisasi sungai jadi lebih baik," kata Willem saat ditemui di kantornya, Rabu, 22 Februari 2017. Menurut dia, apa yang dilakukan pemerintah dianggap dapat mengatasi banjir yang sering terjadi hampir setiap tahun.
Baca: Banjir Jakarta, BNPB: Musim Hujan Tahun ini Sangat Rapat
Jika tidak dilakukan normalisasi, Willem menilai musibah banjir dan dampaknya dapat lebih parah. "Dampaknya akan lebih buruk daripada yang kita alami sekarang ini," ujarnya. Meski begitu, dia belum memiliki angka persentase perbandingannya.
Pujian ini diberikan Willem bukan karena latar belakang politik, melainkan melihat fakta yang ada. Menurut dia, masalah mitigasi bencana atau pencegahan itu persoalan keselamatan tidak tercemar dengan isu politik dan sebagainya. "Kami minta isu banjir tidak dipolitisasi," katanya.
Willem kemudian memaparkan kondisi yang membuat banjir di Jakarta masih saja terjadi. Dia mengatakan saat ini kawasan daerah aliran sungai (DAS) di Jakarta hingga hulu di Bogor dan Tangerang sudah rusak sangat parah. Daerah resapan air di kawasan hulu kini hanya dapat menampung 15 persen air. Hal ini membuat air hujan meluncur ke daratan rendah, yaitu ke Jakarta.
Kondisi itu makin parah dengan fakta bahwa setiap tahun Jakarta kehilangan kawasan resapan air, ruang terbuka hijau, situ, dan retarding basin. Dari tahun ke tahun Jakarta pun semakin rawan banjir. Terlebih ditambah adanya perubahan penggunaan lahan, urbanisasi, okupansi lahan di bantaran sungai, dan sebagainya.
Menurut Willem, Jakarta harus mencontoh Belanda dalam mengatasi persoalan banjir. Negara kincir angin itu memiliki dataran yang lebih rendah dibanding muka air laut. Menurut dia, Jakarta hanya mampu bertahan dengan mengandalkan rumah pompa dan teknologi, seperti bendungan dan rekayasa lain.
AVIT HIDAYAT