TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama akan mendukung percepatan proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta yang belum rampung. Setelah rampung dan beroperasinya jalur Lebak Bulus-Ancol Timur fase I (Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia) pada Maret 2019, Presiden Joko Widodo meminta fase II (Bundaran HI-Ancol Timur) segera dikerjakan.
“Beliau (Jokowi) katakan, jangan pikirkan dana. Dana bisa dicari dari berbagai sumber. Yang penting desainnya cepat, ikuti desain, dan segala macam,” ucap Ahok di Balai Kota, Kamis, 23 Februari 2017.
Baca: Jokowi: Seluruh Terowongan MRT Sudah Tersambung
Saat ini, pemerintah DKI Jakarta tengah merampungkan fase I jalur selatan-utara sekitar 65 persen. Sedangkan fase II akan dikerjakan pada 2019. “Tadi bicara sama Pak Jokowi dan maunya juga dipercepat, yang diteruskan dari Bundaran HI ke Ancol Timur,” ujar Ahok.
Hari ini, Presiden Jokowi menyaksikan penyelesaian pengerjaan struktur bawah tanah fase I di titik pertemuan empat bor, yaitu Antareja 1, Antareja 2, Mustikabumi 1, dan Mustikabumi 2. Lokasinya dari arah Patung Pemuda ke Setiabudi dan dari arah Bundaran HI ke Setiabudi.
Empat bor yang melubangi jalan Jakarta itu akan bekerja 24 jam, kecuali Ahad, yang digunakan untuk perawatan. Kecepatan bor hampir satu rotasi per menit. Total panjang terowongan yang dikerjakan bor-bor tersebut 1.400-2.600 meter dan berdiameter 6,69 meter.
MRT Jakarta jalur Lebak Bulus-Bundaran HI memiliki panjang 16 kilometer yang akan melayani 173.400 penumpang setiap hari melalui 16 set kereta dengan skema 14 set kereta operasi dan dua kereta cadangan. Kereta berjalan selama 30 menit dengan jarak antarkereta lima menit.
Baca juga: Jokowi Optimistis Proyek MRT Beroperasi 2019
Adapun fase II, jalur Bundaran HI-Ancol Timur, sepanjang 13,5 kilometer rencananya akan mulai dibangun pada 2019 dan akan beroperasi 2021. MRT ini kelak akan terintegrasi dengan light rail transit (LRT) Cibubur-Grogol dan Cikarang-Balaraja sepanjang 87 kilometer yang pembangunannya dimulai 2020.
LARISSA HUDA