TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat transportasi, Darmaningtyas, menilai, Terminal Terpadu Pulogebang perlu dikaji ulang, baik dari segi fasilitas maupun pelayanan kepada penumpang. Dia mengatakan akses antarmoda di lingkungan internal terminal cukup jauh untuk dijangkau penumpang.
Misalnya, lokasi kedatangan penumpang di Terminal Terpadu Pulogebang menuju bus pengumpan (bus feeder) berjarak sekitar 200 meter.
Baca: Bus Belum Pindah ke Pulogebang, Menhub Ancam Cabut Izin
"Pengguna bus itu kan kelas menengah ke bawah. Mereka sudah kerja fisik dan lelah. Kalau turun dari bus masih harus jalan di atas 100 meter, itu (mereka) males," kata Darmaningtyas seusai acara forum group discussion (FGD) bertema “Kesiapan dan Transisi Terminal Bus Pulogebang” di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis, 23 Februari 2017.
Darmaningtyas menjelaskan, fasilitas di Terminal Terpadu Pulogebang belum memadai. Sebab, pemerintah belum menyediakan troli untuk mengangkut barang-barang penumpang serta tak ada jembatan penyeberangan khusus.
Baca: Pemerintah Sediakan 26 Bus Pengumpan ke Terminal Pulogebang
Padahal banyak kendaraan roda empat yang melintas di dalam terminal tersebut. Menurut dia, hal ini memperlihatkan buruknya akses bagi pejalan kaki.
Selain itu, akses penumpang menuju bus Transjakarta jauh dan masih sepi, khususnya saat malam hari. Hal ini dikhawatirkan dapat memicu peluang pencurian. Akibatnya, kata dia, Terminal Terpadu Pulogebang menjadi tak aman.
Karena itu, Darmaningtyas menilai, pemerintah perlu mengkaji ulang kelayakan Pulogebang sebagai fungsi Terminal Tipe A. "(Pemerintah) harus jemput bola, jangan mempersulit akses ke angkutan umum karena jalan jauh," ucapnya.
Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi meminta pemerintah fokus menjadikan Terminal Terpadu Pulogebang sarana pelayanan publik. Menurut dia, akses antarmoda transportasi yang jauh dan besarnya pengeluaran penumpang tidak sesuai dengan prinsip pelayanan publik.
"Ada marginalisasi pelayanan publik dan kepentingan pemilik modal," kata Tulus.
Terminal Terpadu Pulogebang mulai dioperasikan pada 20 Desember 2016. Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Andriansyah mengatakan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menambah 24 bus feeder per tanggal 2 Februari 2017.
Adapun bus tersebut melayani empat trayek di Terminal Lebak Bulus, Terminal Pinang Ranti, Terminal Tanjung Priok, dan Terminal Pasar Minggu.
LANI DIANA | ALI HIDAYAT