TEMPO.CO, Jakarta - Staf Pusat Data Informasi Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Fino, mengatakan meluapnya Sungai Ciliwung mengakibatkan ketinggian air di sejumlah wilayah meningkat. Dalam pantauan BPBD, ketinggian Sungai Ciliwung sempat mencapai 250 sentimeter pada Senin kemarin sekitar pukul 17.00.
“Dampaknya terjadi di Kampung Melayu, Pejaten Timur, dan Cawang,” ujar Fino saat dihubungi Tempo, Selasa, 28 Februari 2017.
Fino menuturkan ketinggian air di tiga wilayah tersebut sempat meningkat hingga 20-50 sentimeter. Menurut dia, kondisi itu relatif naik-turun dan belum pada taraf membahayakan. Namun, untuk saat ini, ketinggian air di wilayah tersebut kembali normal.
Fino mengatakan potensi kenaikan air sungai di Ciliwung akan terus terjadi sepanjang musim hujan. Selain itu, banjir di beberapa wilayah di Jakarta bisa terjadi apabila hujan terus mengguyur wilayah Bogor.
Menurut Fino, pihak BPBD DKI Jakarta terus mengimbau masyarakat yang tinggal di lokasi rawan banjir meningkatkan kesiagaan. Imbauan itu dilakukan melalui disaster warning system. Cara kerja alat tersebut adalah dengan memberikan sinyal kepada masyarakat melalui speaker yang terpasang di titik-titik yang rawan banjir. “Kami akan memantau di pintu-pintu air, ada 12 pintu air,” kata dia.
Namun Fino menegaskan, untuk saat ini, 12 pintu air di Jakarta dalam kondisi normal. Hanya di wilayah Pasar Ikan yang mengalami peningkatan. “Hanya Pasar Ikan karena gelombang pasang air laut,” kata dia.
DANANG FIRMANTO