TEMPO.CO, Jakarta - Satu delegasi dari Economics and Social Commisions for Asia and the Pacific (ESCAP) mengunjungi proyel Mass Rapid Transit (MRT) di Bundaran Hotel Indonesia, Jumat, 3 Maret 2017. ESCAP adalah satu organisasi di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Delagasi yang dipimpin oleh Direktur Divisi Transportasi ESCAP Yuwei Li itu terdiri dari perwakilan negara-negara Asia Pasifik. Mereka datang ke lokasi menggunakan bus Transjakarta.
Li menuturkan kunjungan tersebut untuk mengetahui proyek yang akan menjadi alternatif transportasi di Jabodetabek itu. Selain itu, hasil dari kunjungan ini nantinya dijadikan bahan pengukuran indeks kota dengan transportasi berkelanjutan di mana Jabodetabek adalah salah satu kota yang akan dijadikan proyek percontohan.
"Proyek ini salah satu program signifikan karena bisa memberikan alternatif angkutan umum perkotaan, ditambah dengan keterpaduan dengan moda lain, seperti bus (Transjakarta), kereta rel listrik (KRL) serta keterjangkauan dari permukiman," katanya.
Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Elly Adriani Sinaga mengatakan, MRT adalah moda transportasi yang akan mengubah wajah transportasi Jabodetabek ke depan. Dengan adanya MRT --ditambah dengan pembangunan proyek transportasi, seperti kereta ringan-- akan menaikkan standar transportasi Kota Jakarta setingkat dengan kota-kota di negara maju.
Untuk itu, kata Li, progres penyelesaian MRT dipercepat baik untuk Tahap 1 (Bundaran HI-Lebak Bulus), Tahap 2 (Bundaran HI-Ancol Timur) dan Barat-Timur (Balaraja-Cikarang). "Jabodetabek akan dijadikan tolok ukur. Sekarang bangun secara masif MRT, LRT, BRT (Bus Transjakarta), kereta bandara dan sebagainya agar melompati standar rendah ke kota yang akan dilihat dunia," katanya.
Adapun, progres pembangunan MRT, yakni per 28 Februari 2017, stuktur layang dari Bundaran Senayan hingga Lebak Bulus mencapai 50,71 persen, sementara untuk bawah tanah dari Bundaran Senayan hingga Bundaran HI, yaitu 83,21 persen.
Pekerjaan sipil telah mencapai 66,92 persen dengan empat terowongan sudah tersambung. Ketinggian dari permukaan tanah hingga ke bawah tanah, yakni 19 meter di Bundaran Hi, Setiabudi 20 meter dan Dukuh Atas paling dalam 27 meter karena melewati Banjir Kanal Barat.
Setiap harinya ditargetkan mengangkut sebanyak 173.400 penumpang dengan 16 rangkaian kereta, terdiri dari satu rangkaian enam kereta. Dalam sekali angkut, MRT bisa menampung 2.000 penumpang dengan jangka waktu kedatangan (headway) setiap lima menit.
ANTARA