TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyayangkan tindakan pengeroyokan yang dilakukan warga terhadap petugas Transjakarta di Jalan Tambak, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat malam, 3 Maret 2017.
Menurut Djarot, sikap tersebut menunjukkan masih adanya ketidakdisiplinan warga Jakarta. “Kalau kayak seperti ini maunya aturan sendiri, memakai kehendak, dia ingin hak tapi dia mengorbankan kewajiban,” kata Djarot di Cipedak, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Sabtu, 4 Maret 2017.
Baca: Tegur Penerobos Palang Pintu, Petugas Transjakarta Dikeroyok
Djarot mengatakan tindakan itu harus segera ditindaklanjuti agar tidak menjadi penyakit di masyarakat. Langkah hukum pun, kata Djarot, harus diambil. “Harus ditindak hukum supaya ada efek jera,” ujar Djarot.
Sebelumnya, seorang petugas palang pintu Transjakarta koridor 4, Susilo Purwanto, dikeroyok enam orang pengendara sepeda motor di Jalan Tambak, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat malam. Susilo dikeroyok karena sempat menegur seorang pengendara motor yang ingin melanggar palang pintu jalur Transjakarta.
Diduga kesal, pengendara tersebut lalu memukul Susilo dan mengancam akan kembali. "Selanjutnya, petugas patroli melaporkan kejadian tersebut kepada korlap patroli," kata Asisten Kepala Hubungan Masyarakat PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) Wibowo melalui keterangan tertulisnya, Sabtu, 4 Maret.
Sekitar 30 menit setelah pemukulan pertama, para pengeroyok datang dengan rekannya yang berjumlah enam orang. Rekan pelaku yang mengendarai sepeda motor menghampiri dan memukuli Susilo. Susilo yang terluka pada pelipis mata dan robek di bagian kepalanya, dirawat di RSCM Jakarta.
Baca juga: Petugas Transjakarta Dikeroyok, Ahok: Belum Dapat Laporan
Para pelaku juga merusak telepon seluler milik petugas Transjakarta yang hendak mengabadikan peristiwa itu. “Pelaku menggunakan senjata tajam (jenis sangkur) untuk melukai, namun berhasil dicegah petugas. Setelah pemukulan, para pelaku langsung meninggalkan lokasi,” kata Wibowo.
EGI ADYATAMA