TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok membantah ada kaitan politik dalam keputusanya menjadikan Makam Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad (Mbah Priok) sebagai Cagar Budaya. Menurut Ahok, keputusannya diambil murni karena niatnya menjaga makam ini.
"Saya mengurus ini supaya jadi lebih baik, enggak ada urusan politik," kata Ahok di Kawasan Makam Mbah Priok, Koja, Jakarta Utara, Sabtu, 4 Maret 2017. Ahok berpesan siapapun yang ingin datang ke makam ini tak berniat jelek atau berniat menyombongkan diri. "Katanya, kalau enggak diterima (Habib Hasan), bisa enggak ketemu makamnya," kata dia.
Ahok menetapkan makam Mbah Priok sebagai salah satu cagar budaya pada Sabtu, 4 Maret 2017. Untuk meresmikan penetapan tersebut, Ahok mendatangi makam yang berada di Koja, Jakarta Utara, itu.
Ahok yang berpakaian batik turun dari mobil langsung disambut oleh pengurus makam serta Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi. Ia juga didampingi Biro Pendapatan Asli Daerah, Dinas Pariwisata dan Budaya, DPM PTSP, dan Biro Pendidikan Mental.
Salah satu keturunan Mbah Priok, Habib Abdullah Sting Alaydrus yang mendampingi Ahok juga mendoakan Ahok agar menjadi Gubernur yang semakin baik ke depannya. "Saya juga berdoa, ya Habib Hasan, siapa pun pejabat yang bantu makam ini, apapun agamanya jadikanlah Presiden," kata dia.
Ia juga mengucapkan terima kasihnya kepada Ahok. "Saya ucapkan terima kasih pada pak Ahok yang baik. Bagi siapapun yang sirik, yang memfitnah dan macem-macemin (Ahok), orang itu kurus kering'," kata Habib Sting.
Ahok turut mendoakan Habib Sting agar tetap sehat untuk melanjutkan tugas Habib Hasan menjaga makam tersebut.
INGE KLARA SAFITRI