TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bambang Brodjonegoro, mengatakan tanggul pantai sepanjang 20 kilometer di Teluk Jakarta harus segera dibangun. Tanggul pantai itu akan tersebar di titik-titik kritis yang tingkat penurunan tanahnya paling dalam.
"Untuk daerah kritis harus dibuat. Tak ada pertanyaan lagi sebaiknya dibuat atau akan dibuat, harus dibuat," ucap Bambang seusai rapat bersama Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu, 8 Maret 2017.
Berdasarkan hasil kajian Bappenas untuk pengembangan Teluk Jakarta, tanggul pantai sepanjang 20 kilometer akan dibangun di pantai utara Ibu Kota. Tanggul tersebut dibutuhkan karena saat ini tanggul pantai Jakarta hanya mencapai 340 meter. Rencananya, tanggul itu akan dibangun tahun ini dan diperkirakan rampung pada 2018.
Baca: Kajian Proyek Tanggul Raksasa Jakarta Rampung Akhir Oktober
Menurut Bambang, pemerintah belum membahas kelanjutan proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) alias tanggul raksasa. "NCICD adalah rencana jangka panjang. Memang ada argumen bahwa suatu saat Jakarta akan perlu tanggul laut, Jakarta akan tenggelam, karena permukaan air tanahnya turun," ujarnya.
Saat ini, tutur Bambang, pemerintah lebih fokus mencegah penurunan tanah. Untuk itu, selain membangun tanggul pantai, pemerintah meminta pemerintah DKI meningkatkan pemerataan distribusi air bersih agar pemakaian air tanah berkurang. "Sehingga penurunan tanah di Jakarta tidak separah sekarang," katanya.
Saat ini, Bambang menilai distribusi air minum di Ibu Kota belum merata. Bahkan, menurut dia, masih banyak wilayah di Jakarta yang tidak memiliki akses air minum. "Kalau itu diperbaiki, ditambah suplai air bersih di Jakarta, kira-kira bisa menolong tidak supaya tanggul laut tidak diperlukan," ujar Bambang.
ANGELINA ANJAR SAWITRI