TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah spanduk berukuran sekitar 10 x 1 meter terpasang di atas Jalan Raya Karang Satria Bekasi sebelah Jembatan Sasak pada Kamis, 9 Maret 2017. Spanduk itu berisi, “Perhatian untuk Pemerintah Kabupaten Bekasi. Jalan ini urat nadi aktivitas kami, mohon perbaiki. Kami lelah bertahun-tahun tidak kunjung selesai. Ingat amanah, Ingat Allah, Tertanda, warga RW 10, Vila Anggrek, dan RW 01, Kampung Karang Congok, Desa Karang Satria, Kampung Pisangan, dan sekitarnya.”
Sekitar 25 meter dari spanduk terpasang, jalan raya ini rusak parah. Jalan yang terbuat dari semen beton ambrol dan melesak ke bawah. Sebagian jalan miring sekitar 45 derajat. Jalan yang semula selebar 10 meter ini kini menyisakan beton 1 meter yang hanya bisa dilalui satu sepeda motor secara bergantian. Jalan ini, seperti kata warga setempat, adalah jalan vital yang menghubungkan Bekasi Utara dengan pusat Kota Bekasi. Jika jalan rusak, ribuan pengguna jalan terpaksa lewat jalan kampung yang bukan diperuntukkan sebagai jalan kabupaten. Bisa dibayangkan kemacetan yang terjadi pada jam-jam pagi masuk sekolah dan hari libur.
Di titik jalan yang rusak ini, pengaspalan dengan beton sudah dilakukan beberapa kali. Bahkan tembok beton pun telah dibangun di garis sungai. Tapi jalan ini kembali rusak karena tanah di bawahnya labil. Kelabilan tanah di bawah jalan ini diperkirakan karena gerusan air sungai yang menerpa bawah tanah setiap turun hujan lebat.
Sebetulnya titik kerusakan tak hanya di jalan ini. Sekitar jalan rusak tersebut juga sudah lama mengalami erosi. Karena itu, titik di seberang sungai yang masuk wilayah kota madya baru saja dibenahi dengan membangun turap. Tapi sisi sebelah kanan yang masuk wilayah kabupaten belum diperbaiki. Padahal sejak tiga tahun lalu, sisi kanan titik yang dekat dengan perumahan Vila Anggrek ini mengalami erosi 25 meter. Akses jalan yang menghubungkan dua blok tergerus sungai dan ambles. Warga terpaksa membangun secara swadaya turap bambu yang masih bertahan hingga sekarang.
“Kami mohon Bupati Bekasi segera memperbaiki jalan yang longsor ini secara permanen dan secepatnya. Kami mohon penurapan sungai juga dilakukan sampai wilayah perumahan Vila Anggrek karena sudah ada sepuluh rumah yang tergerus air sungai,” tutur Joko Sarwono, Ketua RW 10, Vila Anggrek, Desa Karang Satria, kepada Tempo, Kamis, 9 Maret 2017.
KELIK M. NUGROHO