TEMPO.CO, Depok - Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Kota Depok mencatat angka pernikahan dini di kota ini, cukup tinggi. Bahkan, angkanya mencapai 30 persen dari total pernikahan yang mencapai 10-11 ribu setiap tahunnya.
Kepala Subbidang Kesejahteraan Masyarakat Bappelitbang Kota Depok Bety Setyorini mengatakan angka pernikahan dini di Depok, memang cukup tinggi. Banyak anak di bawah 17 tahun tercatat telah melakukan pernikahan.
"Totalnya mencapai 27,87 persen dari total pernikahan di Depok, merupakan pernikahan dini dari survei BPS (Badan Pusat Statistik) Kota Depok," kata Bety, Ahad, 12 Maret 2017.
Adapun survei BPS Depok pada 2015 itu, terungkap hasil anak di bawah 17 tahun yang telah melangsungkan pernikahan mencapai 11,77 persen dan anak berusia 17-18 tahun yang telah melangsungkan pernikahan mencapai 16,07 persen.
Menurut Bety, anak di bawah 17 tahun melangsungkan pernikahan karena beberapa faktor, di antaranya menikah karena hamil, permasalahan sosial-ekonomi, dan pengetahuan orang tuanya.
"Padahal menikah di usia dini bisa berdampak buruk baik bagi segi sosial-ekonomi dan kesehatan," ucapnya.
Ia memaparkan dampak negatif dari pernikahan dini bisa mempengaruhi indeks pembangunan manusia Kota Depok. Soalnya, anak yang menikah otomatis akan putus sekolah, dan berimbas juga pada indeks pendidikan.
Bahkan, anak usia dini yang menikah berisiko terhadap dia dan bayi yang akan dikandung. Menurut dia, bayi yang dilahirkan pada pasangan yang masih sangat belia bisa meninggal, atau bahkan cacat sampai gizi buruk.
"Akan terjadi masalah sosial-ekonomi juga pastinya. Sebab, kalau sampai putus sekolah, dan hanya berijazah SMP, pendapatannya pasti rendah, dan daya beli juga rendah. Ini yang juga mempengaruhi IMP Depok."
IMAM HAMDI