TEMPO.CO, Depok - Pemerintah Kota Depok melakukan kajian untuk mengubah ikon kota belimbing dengan alternatif produk unggulan Depok lainnya. Soalnya, belimbing dianggap belum merepresentasikan Kota Depok.
Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan belimbing dewa memang menjadi hasil pertanian di Depok yang sempat meledak di kota ini. Namun, sebenarnya belimbing Depok belum terdokumentasi sebagai ikon.
”Belimbing itu sebenarnya cuma ikon kultural. Dan secara ikon yang terdokumen tidak ada,” kata Idris, Rabu, 15 Maret 2017.
Ia mengungkapkan, Depok menjadi kota rujukan untuk budi daya belimbing dewa. Akhirnya, buah tersebut yang dijadikan sebagai ikon kota.
Namun, setelah dievaluasi, ternyata ada pertimbangan lain untuk mengubah ikon tersebut. Soalnya, kata dia, hanya 2 persen dari total 2 juta warga Depok yang mengetahui bahwa belimbing dewa sebagai ikon kota. “Cuma 2 persen warga Depok yang tahu ikon belimbing.”
Saat ini, ikan hias juga bisa dijadikan ikon Depok. Soalnya, banyak warga Depok yang membudidayakan ikan hias. Pemerintah masih mempertimbangkan beberapa produk yang bisa dijadikan ikon kota. “Memang sedang dicarikan alternatif lain,” katanya.
Selain itu, Depok telah mem-branding diri dengan nama friendly city. Nama tersebut bukan merupakan ikon Depok, melainkan, kata Idris, sebagai sebuah mekanisme kerja pembangunan kota.
Soalnya, warga Depok multi-etnis, dan harus dibangun bersama keberagaman tersebut. “Friendly city bukan ikon Depok, tapi sebuah mekanisme menyatukan multi etnis untuk bekerja bersama,” ucapnya.
IMAM HAMDI