TEMPO.CO, Depok - Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok Wijayanto mengatakan pemerintah menyiapkan anggaran Rp 330 miliar untuk membangun sarana prasarana kesehatan dan pendidikan tahun ini. "Tahun ini pembangunan RSUD (Rumah Sakit Umum Daerah) dilanjutkan. Dan ada beberapa gedung sekolah dibangun dan diperbaiki," kata Wijayanto, Jumat, 17 Maret 2017.
Wijayanto menuturkan pembangunan gedung B dan D RSUD Kota Depok, tahun kemarin belum rampung seluruhnya. Sehingga, pemerintah tahun ini kembali menganggarkan pembangunan gedung delapan lantai tersebut sebesar Rp 70 miliar.
Sebelumnya pemerintah telah menggelontorkan Rp 115 miliar untuk pembangunan gedung RSUD Kota Depok. Selain itu, anggaran yang dikucurkan tahun ini juga untuk membeli lahan untuk alun-alun kota sekitar Rp 160 miliar. "Sisanya untuk membangun beberapa fasilitas publik mulai dari puskesmas, membangun dan memperbaiki gedung sekolah dan lainya," ujarnya.
Wijayanto mengatakan untuk membenahi infrastruktur di Depok, diperkikaran membutuhkan anggaran mencapai Rp 1 triliun per tahun di bidangnya. Namun, karena anggaran terbatas, Depok belum bisa merealisasikan semua pembangunan infrastruktur.
Menurutnya, pembangunan infrastruktur di kota ini, sedikit demi sedikit terlah berjalan. Bahkan, tahun depan pemerintah mulai mencari lahan pembangunan RSUD untuk di kawasan timur, dan melakukan pematangan lahan alun-alun kota. "Yang sekarang RSUD berada di wilayah barat di Sawangan," ucapnya. "Pekerjaan rumah di Depok, banyak sekali pembangunan fasilitas pendidikan dan kesehatan yang belum selesai."
Kepala Badan Pembangunan Badan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Hardiono mengatakan pada tahun 2016 pemerintah telah membangun 1 SD Negeri, 53 ruang kelas baru SD, 12 RKB SMP, dan rehabilitasi 1 TK, 30 SD dan 8 SMP.
"Tahun ini hanya TK sampai SMP negeri saja yang dibangun. Sebab, SMA/SMK sudah kewenangan provinsi," ujarnya.
Untuk bidang kesehatan, Depok tahun kemarin mulai membangun gedung RSUD di Sawangan. Diharapkan dengan adanya penambahan fasilitas kesehatan di RSUD Sawangan, pelayanan kesehatan rujukan kepada masyarakat dapat lebih optimal.
Selain itu, pengoperasian Puskesmas 24 jam pada tahun 2016 bertambah juga bertambah. Awalnya, dari sembilan Puskesmas pada tahun 2015 menjadi 11 puskemas pada tahun 2016, yang tersebar di 11 kecamatan.
Adapun 11 Puskesmas yang beroperasional UGD 24 jam saat ini antara lain Puskesmas Cimanggis, Puskesmas Tapos, Puskesmas Pancoran Mas, Puskesmas Cilodong, Puskesmas Cipayung, Puskesmas Beji, Puskesmas Sukmajaya, Puskesmas Cinere, Puskesmas Limo, Puskesmas Bojongsari, Puskesmas Kedaung-Sawangan.
"Dari 11 Puskesmas tersebut 8 diantaranya dilengkapi dengan rawat inap dan PONED (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar) yang merupakan pelayanan untuk menanggulangi kasus-kasus kegawatdaruratan obstetric."
IMAM HAMDI