TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah mengatakan angka pertumbuhan perekonomian Jakarta mengkhawatirkan pada Januari-Februari 2017. Padahal, menurut Saefullah, pertumbuhan ekonomi Jakarta di atas rata-rata nasional dalam dua hingga tiga tahun terakhir. Saefullah menyebutkan, ada dua penghambat utama yang membuat ekonomi Ibu Kota tak stabil.
Pertama, adanya kenaikan tarif dasar listrik dan pajak surat tanda nomor kendaraan (STNK). “Itu yang membuat agak ngerem (pertumbuhan ekonomi) sedikit,” ujar Saefullah usai pengukuhan Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) DKI Jakarta periode 2017-2020 di Balai Agung, Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Maret 2017.
Baca: Tarif Listrik Kontribusi Terbesar Inflasi Oktober DKI
Kondisi ini, kata Saefullah, diperparah oleh belum stabilnya harga bahan kebutuhan pokok. “Misalnya, harga cabai yang mencapai angka Rp 120 ribu hingga Rp 140 ribu,” ujar Saefullah.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tentang perkembangan indeks harga konsumen atau inflasi yang dikeluarkan pada 1 Maret 2017, harga-harga di DKI Jakarta mengalami inflasi 0,33 persen pada Februari 2017. Inflasi terjadi lantaran naiknya harga bahan untuk kelompok sandang. Angka ini lebih kecil ketimbang inflasi pada Januari 2017, yakni 0,99 persen. Sementara inflasi pada Desember 2016 sebesar 0,27 persen.
Agar pertumbuhan perekonomian membaik pada bulan-bulan berikutnya, Saefullah menambahkan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Perusahaan Daerah Pasar Jaya berupaya mengatasi persoalan itu.
Salah satunya dengan membeli alat penyimpan makanan atau food storage. Saefullah mengaku, bahan pokok yang disimpan di food storage memiliki daya tahan selama tiga bulan. Selain itu, ujar Saefullah, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) seperi PD Pasar Jaya dan PD Dharma Jaya telah melakukan survei di Australia.
Tujuannya, mencari tahu bagaimana caranya agar jalur perdagangan daging menjadi lebih efisien. “Kebutuhan pokok lain seperti beras, minyak, cabai, dan bawang, selalu kita kendalikan dengan baik agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga di DKI Jakarta,” ucap Saefullah.
Baca juga: Inflasi Januari 2017 Diprediksi Mengencang, Ini Alasannya
Cara lain menumbuhkan ekonomi di Jakarta, kata Saefullah, adalah dengan mempermudah izin pembangunan apartemen. “Kita tarik dari usia perizinan yang panjang menjadi beberapa bulan selesai. Setelahnya, mereka kerja di situ, ada penyerapan tenaga kerja, ada aktivitas, dan ada belanja. Itu akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi yang luar biasa,” kata Saefullah.
LANI DIANA | ALI ANWAR