TEMPO.CO, Jakarta - Seniman mural dari berbagai daerah di Indonesia dan Malaysia meramaikan Tangerang Street Art Festival (TSAF), 24-25 Maret 2017. Sabtu, 25 Maret mereka melukis tembok belakang penjara anak dan wanita Tangerang di Jalan Meterologi, sepanjang satu kilometer dan tinggi tiga meter.
"Kami ingin menjadikan Kampung Tanah Tinggi, kampung hijau dan mural yang ramah," kata Mukafi Miing Solihin, panitia acara.
Pada hari pertama, ada 50 spot dinding rumah warga yang selesai digambar dengan berbagai ekspresi seni dengan tema kebanggaan lokal.
Baca juga: Dinding di Tempat Ini Penuh Coretan Puluhan Seniman
Kelompok seniman pemural itu antara lain Gardu House, Hana Madness Jakarta, Mone (Bekasi), Eggbal (Cirebon), GIMS (Bandung), Nobich, Nide, STMY, MORP, Naca, RORZ, Sadrax5, Send7, Warok, Wengweng, The WDA, The Ramons (Tangerang), Jinggam (Bandung) dan lainnya.
"Festival mural seperti ini menjadi daya tarik wisatawan. Kami berkeinginan menggelar skala internasional dan kawasan Pasar Lama mungkin menjadi daya tarik," kata Sekretaris Daerah Kota Tangerang Dadi Budaeri.
Acara TSAF digelar dua tahun sekali ini. Kali ini, panitia mengundang seniman mural Malaysia, Akid One yang nama aslinya Mohd Zulfadli Ahmad Nawawi.
"Saya gembira karena masyarakat menyambut dan merespon dengan baik. Ini menjadi semangat untuk menghasilkan mural yang bagus," kata Akid yang menjadikan tembok dekat kantor kelurahan menjadi mural figuratif berbentuk wajah dengan biola di tangan.
Akid pernah melukis dinding di Melbourne Australia. Sejumlah karya eksotiknya bisa dinikmati di channel youtube.
"Saya di Malaysia bekerja penuh sebagai mural artist dan ada urusan kerja partime untuk sapi perah," katanya.
Akid memang memiliki keahlian menggambar sosok wajah dipadukan dengan graffiti. Pilihan warna dan keragaman motif memberikan kesan kepada publik mural ini dilukis dengan ketrampilan dan kesabaran.
Wajah yang digambar memiliki karakter kuat dan menunjukan kekhasan gaya figuratif seorang Akid.
"Di Malaysia mural bagus dan ramai. Pengkaryanya anak muda berjiwa seni," ujarnya.
Pemerintah Malaysia dan media memberi tanggapan positif terhadap mural dan grafiti.
Simak juga: Tempo & Kreavi Gelar Pameran Grafis Hari Pahlawan
Tak hanya Akid, peserta TSAF yang paling muda adalah GENC+, akronim dari Gilang Narasrestha Candraditya, 16 tahun.
Gilang mengatakan butuh jam terbang yang tinggi untuk tampil dengan karya mural yang bagus.
"Selain memang harus mengasah kemampuan dengan terus menggambar tiada henti," kata siswa SMAN 6 Kabupaten Tangerang.
AYU CIPTA