TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi diundang ke Vatikan pada 24 Mei 2017 mendatang. Rahmat membantah bahwa undangan ke Vatikan merupakan hadiah dari pemberian izin gereja Santa Clara di Bekasi Utara. Isu tersebut santer berembus belakangan ini terkait penolakan Ormas Islam atas berdirinya gereja tersebut.
"Ini yang dipelesetin. Kebetulan kan Vatikan Katolik, jadi seolah-olah hadiah dari Santa Clara," kata dia. "Saya diundang ke sana oleh Duta Besar untuk memberikan paparan."
Di Vatikan Rahmat akan menghadiri acara seminar bertema "Managing Religius Pulrality in Indonesia During the Reform Era".
Baca: Penolakan Gereja Santa Clara Bekasi, Massa Ingin Izin Dicabut
Adapun seminar tersebut diselenggarakan oleh KBRI untuk Takhta Suci Vatikan bekerja sama dengan Pontifical Council; for Interfaith Dialogue dan Komunitas Sant Egidio.
Perwakilan dari Kedutaan Besar RI untuk Takhta Suci Vatikan, Agus Sriyono dalam suratnya ke Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi menjelaskan bahwa pihaknya menginginkan agar Rahmat dapat berbagi pengalaman dalam penanganan potensi konflik antar penganut agama pada tingkat daerah.
"Sehubungan hal itu, kami mengundang Bapak Rahmat Effendi untuk hadir sebagai pembicara dalam seminar tersebut," kata Agus dikutip dari surat yang dikirimkan ke Rahmat tertanggal 31 Maret 2017.
Baca: Rahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut
Selain Rahmat Effendi, kata dia, pihaknya juga mengundang Yenny Wahid selaku Direktur Wahid Institute agar dapat menyampaikan pendangan dan pengalaman di bidang hubungan antaragama pada tingkat nasional.
"Aktivis dialog antaragama di Ambon, Hj. J. Irma Betaubun untuk memaparkan pengalamannya dalam menyelesaikan konflik di Ambon," ujar dia.
Rahmat Effendi mengaku akan menghadiri undangan tersebut. Ia akan berbicara tentang pluralisme di Kota Bekasi dimana terdapat penduduk yang cukup heterogen. "Saya akan bicara mengenai toleransi antaragama," kata Rahmat.
ADI WARSONO