TEMPO.CO, Jakarta - Perampok bersenjata api mengumbar tembakan di Jalan Juanda depan kantor Pemerintah Kota Bekasi, Rabu siang, 12 April 2017. Penjahat jalanan itu menakut-nakuti warga yang akan menangkap setelah gagal merampok seorang nasabah bank yang membawa uang puluhan juta rupiah.
Informasi dihimpun Tempo, peristiwa itu bermula ketika Fadil Muhtar, 55 tahun, baru saja menerima uang dari adiknya, Afif Muhtar, sebesar Rp 45 juta di Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan. "Adik saya baru mengambil uang Rp 84 juta dari Bank BNI, Jalan Ahmad Yani," kata Fadil, Rabu, 12 April 2017.
Baca: 9 Adegan Mengenaskan di Perampokan Pulomas yang Terekam CCTV
Kakak-adik itu kemudian pergi menggunakan sepeda motor untuk pulang ke Bekasi Utara. Afif menggunakan jalur Summarecon, sedangkan Fadil melalui Jalan Juanda. Di tengah perjalanan, dua orang tak dikenal tiba-tiba memepet Fadil. Satu orang yang dibonceng memotong tali tas berisi uang, lalu merampasnya dan membuang ke jalan raya. "Saya ditodong dengan pistol. Pistol itu sudah diletakkan di perut saya," ujarnya.
Tak ingin uangnya hilang, Fadil bergegas turun dari sepeda motor dan mengambil tas tersebut. Secara bersamaan, seorang pelaku berupaya mengambil tas tersebut, tapi keburu warga berdatangan. Panik, pelaku lalu melarikan diri. "Pelaku meletuskan tembakan," ujar saksi mata, Puji Suwandi.
Karena itu, warga dan anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi yang sedang berjaga tak berani menangkap dua g pelaku yang mengendarai sepeda motor jenis Honda Vario tersebut. "Setiap orang yang mendekat ditodong senjata, jadi kami takut untuk mendekat," tutur Puji, anggota Satpol PP itu.
Baca: Perampokan Sadis Pulomas, Polisi Telusuri Motif Pelaku
Adapun ciri-ciri pelaku ialah memakai jaket, bercelana jins, berperawakan sedang, dan tidak mengenakan penutup kepala. Pelaku yang memboncengkan terlihat lebih muda berumur sekitar 30 tahun, sedangkan yang dibonceng berusia sekitar 40 tahun. "Pelaku nekat, padahal banyak sopir ojek online sedang mangkal di pinggir jalan," katanya.
Seusai kejadian percobaan perampokan tersebut, Fadil menghubungi adiknya. Mereka lalu melanjutkan perjalanan pulang ke rumahnya dan tidak melaporkan kejadian itu ke pihak berwajib. "Dulu saya pernah dirampok, uang Rp 120 juta diambil dari dalam mobil," ucap Fadil.
ADI WARSONO