TEMPO.CO, Jakarta - Jakarta kian macet beberapa waktu terakhir ini. Pembangunan berbagai proyek mulai dari mass rapid transit hingga pembangunan jalan layang membuat warga Jakarta harus menahan sabar lebih lama saat berkendara.
Seperti yang dirasakan Wisnuaji Pratama, yang harus menempuh waktu tiga jam dari rumahnya di Pinang Ranti, Jakarta Timur menuju kantornya di kawasan Grogol, Jakarta Barat. Padahal sebelumnya ia paling lama membutuhkan waktu dua jam menuju kantor.
Kemacetan paling parah terjadi di jalur Cawang-Slipi. Akibat pembangunan jalan layang Pancoran, Jakarta Selatan, jalur yang semula bisa dilalui empat kendaraan kini tinggal satu. “Butuh waktu 30 menit untuk keluar dari lampu merah,” kata Wisnuaji saat terjebak macet di simpang Tugu Pancoran.
Baca: Jakarta Macet, Salah Siapa?
Di pagi hari, dia menghabiskan sekitar 1,5 jam di jalur Cawang-Slipi. “Kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar lima kilometer per jam dari Jalan M.T. Haryono, simpang Pancoran, dan sepanjang Jalan Jenderal Gatot Subroto,” ujarnya mengeluh. Kondisi yang sama berulang pada sore harinya dan memburuk saat hujan seperti kemarin.
Simpang Tugu Pancoran juga menahan Rahayu Hanindita, warga Kelurahan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Perjalanannya terhambat sekitar setengah jam di titik pertemuan arus kendaraan dari arah Cawang, Manggarai, Pasar Minggu, dan Semanggi, itu. “Korban waktu dan tenaga,” katanya.
Proyek pembangunan infrastruktur di banyak titik di Ibu Kota beberapa waktu terakhir menyebabkan arus kendaraan tersendat di mana-mana. Pemerintah DKI Jakarta melakukan rekayasa lalu lintas untuk mengurangi kemacetan tapi tak banyak menolong.
Kemacetan parah juga terjadi di persimpangan Kuningan sampai Jalan Mampang Prapatan tak jauh berbeda. Di titik ini sedang dibangun underpass Mampang-Kuningan. Ruas Mampang yang semula tiga jalur reguler dan satu jalur Transjakarta berubah menjadi dua jalur campuran. Sedangkan ruas Kuningan yang awalnya berisi empat jalur reguler dan satu jalur Transjakarta menyempit menjadi dua jalur campuran.
Pembangunan jalan layang Pancoran dan underpass Mampang-Kuningan merupakan dua dari enam proyek jalan yang digarap pemerintah DKI Jakarta tahun ini. Total anggaran dua proyek itu Rp 159 miliar dan Rp 205 miliar. Adapun anggaran untuk keenam proyek infrastruktur itu mencapai Rp 754 miliar.
Baca: Tiap Orang Amerika Rugi Rp 17 Juta/Tahun Akibat Kemacetan
“Pembangunan enam ruas jalan itu bertujuan mendukung mobilitas bus Transjakarta,” kata Kepala Bidang Simpang dan Jalan Tak Sebidang Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo. Kemacetan di simpang Tendean, misalnya, menurut dia, terjadi karena pengendara kerap menyerobot jalur Transjakarta.
Meski begitu, ia menjamin jalan layang dan underpass yang sedang dibangun mengutamakan kepentingan publik. Dia mencontohkan, jalan layang Bintaro Permai dan jalan layang Cipinang Lontar, berada di atas persimpangan rel kereta. Itu untuk menghindari kecelakaan.
Kepala Bidang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan DKI Jakarta Priyanto mengatakan, mereka juga akan memperlebar jalan di simpang Pancoran, untuk mengurai kemacetan. Rencananya, yang akan diperlebar jalan depan Markas Besar Angkatan Udara, Pancoran.
Upaya lain, akhir pekan lalu Dinas Perhubungan telah menguji coba penutupan pintu keluar jalan tol Tebet untuk memindahkan pengendara yang ingin menuju Kuningan. Sedangkan pengendara yang melintas di jalan tol dalam kota bisa keluar di pintu Semanggi tanpa dibatasi aturan ganjil-genap.
Selengkapnya baca: Koran Tempo
LINDA HAIRANI|INGE KLARA SAFITRI