TEMPO.CO, Tangerang - Kepolisian Resor Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, mengungkap perdagangan lima orang perempuan Indonesia ke Malaysia tanpa disertai dokumen resmi. Diduga mereka akan dijual untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia.
Polisi menangkap AS, salah seorang tersangka dan menyelamatkan lima wanita asal Jawa Barat dan NTB yang akan dikirim melalui Bandara Soekarno-Hatta. "Modus operandinya, tersangka membawa lima korban dengan modal paspor dan tiket pesawat penerbangan Jakarta-Batam," ujar Kepala Polres Bandara Soekarno-Hatta Komisaris Besar Arief Rachman di Polres Bandara Soekarno-Hatta, Kamis 13 April 2017.
Baca: Polisi Bandara Gagalkan Perdagangan 5 Perempuan ke Malaysia
Selanjutnya, kata Arief, sesampai di Batam, AS akan membawa lima perempuan itu ke Malaysia menggunakan kapal boat. "Pengakuannya para wanita akan dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga di Abu Dhabi," ujar Arief.
Arief mengatakan, jika bisa mengantar lima wanita itu sampai ke Malaysia, AS akan menerima jasa dengan hitungan Rp 500 ribu perorang yang dikirim. AS yang pernah divonis enam bulan penjara dalam kasus yang sama di Pengadilan Negeri Tangerang ini bekerjasama dengan NN agen di Cirebon dan SC agen di Jawa Timur. NN dan SC yang berperan sebagai perekrut kini masih diburu polisi.
Pada Senin, 12 April 2017, NN menemui AS di Bandara Soekarno-Hatta memberikan paspor, tiket pesawat dan uang Rp 8,2 juta untuk ongkos AS dan lima perempuan itu ke Batam menuju Malaysia. Rencananya, sesampai di Batam AS akan membawa lima perempuan asal Jawa Barat dan NTB itu menyeberang ke Malaysia menggunakan kapal boat.
Baca juga: Kisah Ruminah Terjebak Jaringan Perdagangan Orang di Timur Tengah
Namun, perjalanan AS dihadang petugas di Terminal I B Bandara Soekarno-Hatta pada Selasa, 11 April 2017. AS ditangkap dan lima perempuan calon TKI ilegal yang merupakan korban berhasil diselamatkan. Mereka adalah Nur, 37 tahun, asal Indramayu, Rin (40) asal Subang , Nun(48) asal Bandung, In (36) dan War (25) asal Lombok, NTB.
JONIANSYAH HARDJONO