TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein meminta Pemerintah Kota Depok mengkaji hari ulang tahun kota ini. Menurut Ketua Bidang Aset YLCC Ferdy Jonathans, semestinya hari jadi Depok bukan pada 27 April.
"Kami harap hari ulang tahun Depok bisa diubah. Usia Depok setara dengan Bogor, Jakarta, dan kota lain yang sudah lebih dari 300 tahun," kata Ferdy, Rabu, 26 April 2017.
Ferdy mempertanyakan kebijakan Depok, yang menetapkan ulang tahun saat lepas dari Kabupaten Bogor, pada 1999. Menurut dia, tidak tepat jika Depok menetapkan hari ulang tahun saat kota ini baru lepas dari Kabupaten Bogor.
Padahal Depok telah mempunyai pemerintahan sendiri sejak 1714. Sejarah berdirinya Depok telah ada sejak 28 Juni 1714. Artinya, usia Depok sudah mau mencapai 303 tahun.
"Depok harus melihat sejarahnya. Sebab, kota ini sudah berdiri sejak zaman Hindia Belanda," katanya.
Sejarah Depok sebagai wilayah yang telah mempunyai otonomi khusus sudah direncanakan oleh Cornelis Chastelein, yang menjadi tuan tanah di Depok. Cornelis menulis surat wasiatnya, bahwa setelah meninggal, dia bakal menyerahkan lahan seluas 1.244 hektare kepada 12 budak yang dimerdekakannya.
"Cornelis wafat pada 28 Juni 1714. Seharusnya tanggal tersebut yang menjadi asal mula sejarah Depok berdiri," ucapnya. "Sebab, pada tahun itu Depok sudah mempunyai kantor dan sistem pemerintahan sendiri. Bahkan Depok sempat mempunyai empat presiden yang bertugas dari tahun 1913 sampai 1952."
Wakil Ketua DPRD Kota Depok Yeti Wulandari mengatakan masih ada celah untuk mengubah tanggal HUT Depok. Menurut dia, meski telah ditetapkan dalam peraturan daerah, acuan tersebut bukan suatu hal yang sakral untuk diubah. "Nanti akan dikaji," ucapnya.
Revisi hari jadi Kota Depok bisa dibahas di komisi D. Namun Dewan memerlukan banyak literatur mengenai sejarah Depok. "Termasuk kami menunggu masukan dari YLCC," kata Yeti.
Meski masih ada kontroversi dua tanggal hari jadi di Depok, ia meminta jangan sampai masalah ini menjadi perdebatan yang liar. "Daripada berkutat pada perdebatan, lebih baik sekarang mulai melakukan pengkajian," tuturnya.
Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad mengatakan keputusan hari jadi kota ini memang diambil secara politik. Saat itu, Depok telah menjadi kota administratif sendiri yang sebelumnya menjadi salah satu bagian dari Kabupaten Bogor.
"Depok saat itu bersama Cilegon menjadi kota sendiri dan ditetapkan secara politik oleh Dewan menjadi hari jadi kota ini," ucapnya. "Ulang tahunnya sudah di-perda-kan."
Pemerintah sedang bekerja sama dengan Universitas Indonesia dan lembaga arsip untuk meminta catatan sejarah Kota Depok. "Sebenarnya Depok ini seperti apa dulunya, masih menjadi pertanyaan. Termasuk sejarah Tole Iskandar dan Juanda. Sampai sekarang makamnya saja tidak diketahui," kata Idris.
IMAM HAMDI