TEMPO.CO, Jakarta - Proyek Simpang Susun Semanggi akhirnya tersambung seluruhnya pada Selasa malam, 25 April 2017. Setelah tersambung, jalan yang mengangkangi jembatan Semanggi ini tak langsung dioperasikan. Masih ada beberapa tahap yang harus dilalui sebelum jalan ini bisa dioperasikan.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan, sebelum dioperasikan, Simpang Susun Semanggi akan diuji Komite Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan (KKJTJ). Hal itu dilakukan agar jembatan tersebut mendapat sertifikat dan layak difungsikan.
“Pengujian akan dilakukan terhadap beberapa kriteria, di antaranya desain, kualitas beton, dan uji beban. Singkatnya, semua elemen kekuatan struktur akan dicek untuk menjamin keselamatan pengguna jalan," ujar Basuki dalam pesan tertulisnya, Kamis, 27 April 2017.
Baca: Simpang Susun Semanggi, Arsitek: Miliki Lampu Percantik Malam
Pada Selasa lalu pukul 23.00 WIB, Basuki menyaksikan penyambungan box girder terakhir berukuran 3,8 x 9 meter dalam proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Dengan desain yang artistik dan dilengkapi lampu-lampu nantinya, Simpang Susun Semanggi akan menjadi ikon baru Kota Jakarta.
Setelah memberikan keterangan kepada media, Basuki dan rombongan naik ke atas untuk melihat lebih dekat proses penyambungannya. Setelah penyambungan berhasil, dia mengucapkan selamat dan mengajak semua yang terlibat berdoa sebagai tanda syukur proses penyambungan berjalan lancar.
Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Direktur Jenderal Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso, Direktur Jembatan Hedy Rahadian, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Herry T.Z., dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja.
Proyek pengembangan Simpang Susun Semanggi diinisiasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. Proyek ini memiliki panjang 1,8 kilometer dan dibangun dengan biaya Rp 360 miliar yang berasal dari kompensasi pengembang PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan asal Jepang, Mori Building Company. Konstruksi dimulai April 2016 dan ditargetkan selesai Juli 2017. Sedangkan peresmian pengoperasiannya dilakukan pada 17 Agustus 2017.
Basuki juga memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada PT Wijaya Karya (Persero) Tbk yang telah membuktikan, dengan kerja serius, pekerjaan bisa selesai lebih cepat dengan kualitas yang baik. Setelah penyambungan selesai, kontraktor akan memasang lampu penerangan, rambu, markah, dan parapet serta melakukan pengaspalan.
Baca: Menteri Pehubungan: Simpang Susun Semanggi Kemajuan Konstruksi Indonesia
Simpang Susun Semanggi terbagi menjadi dua jalur. Jalur satu, untuk kendaraan dari arah Grogol menuju Blok M tidak perlu lagi berbelok melewati kolong jembatan, tapi bisa langsung naik Simpang Susun Semanggi yang mengarah ke Blok M. Jalur dua, kendaraan dari arah Cawang menuju Jalan Thamrin tidak perlu lagi berbelok melewati kolong, tapi langsung naik ke menuju Thamrin.
Dengan demikian, nantinya tidak lagi terjadi pertemuan antara pengendara jalan dari Jalan Gatot Subroto dan dari Jalan Sudirman di kolong jembatan, yang sering kali membuat lalu lintas tersendat. Adanya Simpang Susun Semanggi diharapkan bisa mengurangi kemacetan sebesar 30 persen.
Simpang Susun Semanggi merupakan salah satu fasilitas yang dibangun untuk menyambut perhelatan Asian Games tahun 1962. Beberapa bangunan lain yang dibangun serentak antara lain Gelora Senayan (sekarang bernama Gelora Bung Karno) dan Hotel Indonesia. Simpang susun yang berupa struktur jembatan ini dimulai pembangunannya tahun 1961 guna mengatasi kemungkinan munculnya persoalan kemacetan lalu lintas.
DESTRIANITA