TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pakar Partai Golongan Karya Agung Laksono menyempatkan diri menengok ribuan karangan bunga yang bertengger di halaman Balai Kota DKI Jakarta. Agung mengatakan ingin menyaksikan sendiri ungkapan kesedihan warga Jakarta yang kehilangan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan wakilnya, Djarot Saiful Hidayat.
"Masyarakat sudah memberikan ekspresinya dan mereka (Ahok-Djarot) tidak pernah menghalang-halangi. Saya kira inilah wujudnya," ujar Agung di halaman Balai Kota, Jakarta, Jumat, 28 April 2017.
Baca: Nilai Karangan Bunga untuk Ahok Mencapai Rp 1,5 Miliar
Agung mengaku terkesan dengan karangan bunga yang terus berdatangan secara tertib. Apalagi, bunga-bunga tersebut tidak dibiarkan menumpuk dan terus ditertibkan. "Ini sebuah ekspresi yang menunjukkan kecintaan dari warga Jakarta pada Ahok," ujar Agung.
Menurut Agung, sikap Ahok dan Djarot sangat legowo dan ikhlas setelah hasil hitung cepat menyatakan pasangan calon nomor dua itu kalah dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta putaran kedua.
Ahok dan Djarot harus meninggalkan Balai Kota, kemudian digantikan oleh Anies Baswedan dan Sandiaga Uno pada Oktober 2017. "Dia sangat legowo dan ikhlas. Tidak ada yang ditutupi dan dihalangi (untuk mengirim bunga). Saya kira, bukan dia yang kehilangan Jakarta, tapi Jakarta yang kehilangan dia," ujar Agung.
Mengenasi kabar yang mengatakan Ahok akan menempati posisi strategis pasca lengser, Agung tak mau berspekulasi. Bagi Agung, Ahok adalah sosok Ahok cocok jika ditempatkan di mana pun, karena gaya kepemimpinannya yang bagus.
Baca juga: Penjelasan PDIP Kenapa Karangan Bunga untuk Ahok Tak Terbendung
Bahkan, Agung mengatakan, partainya akan terus mencari pemimpin yang bergaya seperti Ahok. Agung tampak berkeliling melihat karangan bunga yang masih ada. Setelah melihat-lihat bunga di Balai Kota, Agung langsung bertolak ke ruangan Ahok.
LARISSA HUDA