TEMPO.CO, Jakarta -Ratusan pelayat, pukul 09.00 mulai memadati Masjid Nurul Jihad, Jalan Peninggaran Timur II, Kelurahan Kebayoran Lama Utara, Kecamatan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Senin, 1 Mei 2017. Mereka adalah kerabat dan tetangga Sudinar bin Suparno, 45 tahun, korban kecelakaan maut terjadi di jalur Cianjur-Puncak Desa Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Ahad, 30 April 2017.
Setelah salat jenazah, iring-iringan mobil dan motor mengantarkan Sudinar ke peristirahatan terakhir di Taman Pemakaman Umun Tanah Kusir.
Baca:
Kecelakaan di Ciloto Puncak, Begini Kondisi Bus Naas
Korban Tewas Kecelakaan Maut di Puncak Berasal dari Jakarta
Sudinar adalah Ketua RT 04 RW 09 yang juga Kelompok Panitia Pemunggutan Suara di Kelurahan Kebayoran Lama Utara. Lelaki kelahiran Yogyakarta, 4 Juli 1973 itu pergi bersama rombongan KPPS menumpangi bus pariwisata Kitrans bernomor polisi B 7058 BGA menuju ke Puncak, Bogor. "Rombongan ini rencananya berwisata sekaligus syukuran setelah berakhirnya Pilkada DKI Jakarta," kata Wawan Setiawan, salah satu anggota rombongan yang selamat dari kecelakaan.
Naas, kecelakaan terjadi di jalur Cianjur-Puncak Desa Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, sekitar pukul 10.30. Akibat peristiwa itu, 11 orang meninggal dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Baca juga:
Korban Tewas Kecelakaan Maut di Puncak Berasal dari Jakarta
Jalur Puncak Makan Korban Lagi, Bus Terjun ke Jurang di Ciloto
Kecelakaan itu berawal ketika bus Kitrans yang ditumpangi Sudinar melaju dari arah Puncak menuju Cianjur. Saat melintas di kawasan Kampung Baru Desa Ciloto, bus kehilangan kendali. Bus menabrak angkutan umum di depannya, menabrak mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia serta mobil pick up yang memuat sayuran dari jalur berlawanan.
Sebelum masuk ke jurang dan kebun sayuran di sebelah kanan, bus kembali menabrak empat sepeda motor. Pengendara yang sedang beristirahat di warung yang juga tertabrak oleh bus itu. Diduga, rem bus yang ditumpangi Sudinar blong.
Wadi, warga RT 02 RW 09 mengenang Sudinar sebagai orang yang sangat akrab dengan tetangga. Sudinar pun, kata Wadi, sangat populer di lingkungannya. "Ketua RT paling terkenal dah, se-Kelurahan Kebayoran Lama Utara," ujar Wadi.
Simak:
Bepergian di Hari Buruh? Lihat Dulu Rekayasa Jalan
Jika Tidak Berkepentingan, Hindari Jalan Menuju Kawasan Ini
Sedangkan keluarga Sudinar menilainya sebagai sosok yang aktif berorganisasi dan amanah. "Selesai SMU di Yogya dan mulai kerja di Jakarta, Bapak mulai aktif di Karang Taruna," ujar putra sulung Sudinar, Tejo Bramono, saat ditemui di rumah duka di jalan Peninggaran Timur II, Jakarta Selatan.
Amanah, kata Tejo, warga begitu memercayai ayahnya hingga berulang kali dipilih sebagai ketua RT. “Bapak sudah 25 tahun menjadi ketua RT.” Ayahnya menjalankan tugas-tugasnya dengan ikhlas dan menganggapnya sebagai ibadah.
IRSYAN HASYIM | ENDRI KURNIAWATI