TEMPO.CO, Bekaksi - Kementerian Perhubungan dan Pemerintah Kabupaten Bekasi meresmikan underpass Tambun di Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Rabu pagi. Bupati Bekasi Neneng Hasan Yasin mengatakan, dengan diresmikannya jalan terowongan di bawah rel kereta api tersebut maka sejak hari ini sudah bisa digunakan oleh masyarakat.
"Saya senang, akhirnya pembangunan underpass ini selesai," kata Neneng di sela peresmian underpass Tambun, Rabu, 10 Mei 2017. Menurut Neneng, pihaknya bersama warga menunggu hingga tiga tahun pembangunan underpass tersebut sejak 2014. "Mudah-mudahan underpass ini memudahkan aktivitas masyarakat," kata Neneng.
Baca: Underpass Tambun Rampung, Dioperasikan Rabu Pekan Depan
Direktur Jenderal Perekeretaapian Kementrian Perhubungan Prasetyo mengatakan underpass yang baru dibangun kementeriannya itu diharapkan bermanfaat bagi masyarakat. "Underpass kami serahkan ke pemerintah daerah agar dirawat," kata Prasetyo.
Underpass Tambun 'menerobos' tanah di bawah rel kereta api. Jalan bawah tanah memiliki panjang hingga 200 meter, dengan dimensi lebar masing-masing jalur yang menghubungkan jalan yang berada di sisi selatan rel dan sisi utara rel menuju Bekasi bagian utara 16 meter.
Sebelum ada underpass tersebut, di sana merupakan perlintasan sebidang. Dimana kerap terjadi kecelakaan tertabrak kereta api, maupun kemacetan yang panjang. Sebab, jalur tersebut merukan akses satu-satunya penduduk di bagian utara menuju jalan utama maupun pasar, sejumlah pelayanan publik.
"Pemerintah daerah hanya menyediakan lahan," kata Kepala Bidang Prasarana Wilayah pada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Bekasi, E.Y. Taufik. Menurut Taufik, Pemerintah Kabupaten Bekasi mengucurkan uang Rp 40 miliar untuk pembebasan lahan seluas 1,2 hektar sebagai penunjang kebutuhan lahan pembangunan underpass.
Baca juga: Dua Proyek Menyusul Setelah Underpass Tambun
Setelah kebutuhan lahan tersedia, kata Taufik, proyek mulai dikerjakan pada akhir 2014, dan dibiayai oleh Anggaran Pendapatan Belanja Negara hingga Rp 100 miliar lebih. Pembangunannya sempat terhenti selama setahun pada 2015 karena terkendala persoalan lelang dengan pihak ketiga.
ADI WARSONO