TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Gubernur bidang Industri, Perdagangan, dan Transportasi, Sutanto Soehodho, bertemu dengan Wakil Wali Kota Seoul, Korea Selatan, Ryu Gyeong Gin, di Balaikota DKI Jakarta. Senin, 22 Mei 2017.
Pertemuan ini membicarakan soal konsep Sister City. "Hubungan DKI Jakarta dan Seoul sebagai Sister City sudah terjalin sejak tahun 1984," kata Ryu Gyeong Gin melalui penerjemahnya.
Baca: LRT Palembang, Menhub Angsur Rp 2 Triliun Mulai Tahun Ini
Sister City atau Kota Kembar adalah konsep pengembangan dua kota yang berbeda lokasi dan administrasi politik dengan tujuan menjalin hubungan budaya dan kontak sosial antarpenduduk.
Sister City biasanya memiliki persamaan keadaan demografi dan masalah-masalah yang dihadapi. Konsep kota kembar bisa diumpamakan sebagai sahabat antara dua kota. Hubungan kota kembar sangat bermanfaat bagi program pertukaran pelajar dan kerjasama di bidang budaya dan perdagangan.
Baca: Target Proyek LRT Jakabaring Selesai Dimajukan Satu Bulan
Ryu Gyeon Gin menjelaskan tujuan kunjungan kali ini adalah memperkenalkan budaya dan pariwisata Korea Selatan.
Terkait apakah ada kerjasama di bidang infrastruktur, Sutanto menjelaskan tujuan utama pertemuan tadi menjalin kerjasama pariwisata yang lebih baik antar dua negara. "Korea Selatan siap memfasilitasi pengenalan budaya Indonesia disana," kata dia.
Yang kedua, Sutanto mengatakan ada kerjasama pembangunan kereta Light Rapid Transit. "Dan kami menginginkan lebih intensif lagi soal pembangunan transport lainnya," ujarnya.
Penduduk Korea Selatan sudah banyak dilayani oleh angkutan publik yang didominasi bis dan kereta api. Sutanto menjelaskan Seoul merupakan negara yang tepat untuk belajar sebagai Sister City.
"Ada juga kerjasama terkait beasiswa dengan Pemerintah Provinsi. Sudah banyak mahasiswa S2 Indonesia di Korea," ucap Sutanto. Walikota Seoul, Park Won Soon, baru saja ditunjuk sebagai Duta Besar Spesial ASEAN.
BAYU PUTRA | BUDI R