TEMPO.CO, Bandung -Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher melantik Neneng Hasanah Yasin dan Eka Supria Atmaja sebagai Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Bekasi di Gedung Sate, Bandung, Senin pagi.
Aher meminta kepada Neneng-Eka agar mendukung proyek pusat yang ada di daerah itu, salah satunya memfungsikan Kanal Cikarang-Bekasi-Laut (CBL) sebagai moda transportasi air (water-ways) untuk kepentingan industri.
Baca: Proyek Cikarang Bekasi Laut Masih Dibahas Pemerintah
“Ini perpanjangan Pelabuhan Tanjung Priok. Ekspor-impornya bisa langsung dari Jawa Barat, bongkar-muatnya bisa lewat situ (Kanal CBL),” kata Aher, Senin, 22 Mei 2017. Kanal CBL dibangun pada pertengahan 1970-an sampai pertengahan 1980-an.
Proyek pemerintah pusat itu, selam ini difungsikan sebagai saluran pembuang air untuk meminimalisasi banjir yang meluap pada musim hujan dari beberapa kali dan rawa, terutama Kali Bekasi, Kali Ciketing, Kali Cikarang, Rawa Tembaga, Rawa Cibitung.
Setelah rawa-rawa diuruk untuk pembangunan perumahan, Kanal CBL, selain sebagai saluran pembuang dari kali, juga dari kompleks-kompleks perumahan. Minimnya anggaran, membuat sedimentasi yang mendangkalkan Kanal CBL.
Di sisi lain, pemerintah membutuhkan transportasi air untuk pengiriman hasil industri, karena jalan tol Jakarta-Cikampek sampai Pelabuhan Tanjung Priok kerap macet.
Menurut Aher, proyek transportasi di Kanal CBL itu diputuskan tetap diteruskan. “Ini proyek pusat, yang mengerjakannya BUMN, yaitu Pelindo II. Ini untuk mempercepat proses ekspor-impor lewat Tanjung Priok. Dibuat CBL semacam kanal ke kawasan Bekasi, sehingga di situ tempat bongkar muat,” ujar Aher.
Bupati Neneng menjamin akan mendukung keberadaan proyek nasional seperti transportasi Kanal BCL. Menurut Neneng, proyek itu justru mendukung visi-misinya untuk membenahi lingkungan Bekasi.
“Proyek ini membuat river-ways, intinya mereka membawa peti kemas melalui sungai-sungai yang ada, dan itu sedang berjalan,” kata Neneng. Keberadaan transportasi Kanal CBL itu, ujar Neneng, justru akan membantu keberlangsungan pemeliharaan badan sungai.
Baca juga: Menhub Jajal CBL Inland Waterways
“Adanya program tersebut tentu mengurangi dampak, sebisanya kita normalisasi setiap bulan, atau setiap enam bulan, karena sedimentasi luar biasa. Dengan adanya water-ways itu akan membantu kita,” kata Neneng.
AHMAD FIKRI