TEMPO.CO, Bekasi - Gerbang pusat perbelanjaan Lotte Mart di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, diblokade, Selasa, 23 Mei 2017. Jalan utama ke pusat toko retail ditutup oleh warga yang mengklaim pemilik lahan.
"Ditutup sejak kemarin," kata petugas keamanan Lotte Mart, Bambang, 32 tahun, Selasa, 23 Mei 2017. Sebelumnya, aksi blokade dengan ratusan ban mobil dilakukan pada Kamis pagi hingga siang pekan lalu.
Baca: Banjir Luapan Kali Bekasi Meluas
Akibat blokade tersebut, kata Bambang, aktivitas di Lotte Mart menjadi lumpuh. Karyawan terpaksa tidak bekerja, karena tidak ada transaksi jual-beli. Pihaknya menginginkan permasalah tersebut lekas selesai. "Kami enggak tahu sampai kapan persoalan ini selesai, informasinya manajemen masih rapat membahas ini," kata Bambang.
Kuasa hukum ahli waris dari Usman Kasim, Maruli Kasim, mengklaim lahan kliennya seluas 9.000 meter persegi atau hampir mencapai satu hektare di area pusat perbelanjaan tersebut. "Dasarnya adalah dokumen girik," kata Maruli.
Menurut Maruli, lahan itu berada persis di bagian depan bangunan Lotte Mart. Pihaknya melakukan blokade, karena beberapa kali somasi kepada manajemen Lotte Mart tak mendapatkan respons. "Kami bukan menutup, tapi menggunakan lahan kami yang ada di sini," kata Maruli. Ia mengatakan akan membuka blokade setelah ada titik temu dengan Lotte Mart.
Kepala Kepolisian Sektor Bekasi Selatan Komisaris Bayu Pradana mengatakan hasil mediasi pihak Lotte Mart mengakui bahwa lahan yang berada di depan bangunan bukan milik perusahaan tersebut. "Tapi, Lotte Mart tidak berani membayar," kata Bayu.
Alasannya, kata Bayu, ada beberapa orang yang mengklaim lahan tersebut, salah satunya Usman Kasim. Kepolisian, kata Bayu, tidak bisa melakukan penindakan atas blokade tersebut, sebab pihak Lotte Mart telah mengakui bukan pemilik lahan, maupun tidak melapor ke polisi. "Kami hanya minta tidak ada pengerahan massa," kata Bayu.
Baca juga: Pengunjung Toko Retail di Kota Besar Berkurang
Hingga sore ini, pihak Lotte Mart tidak bisa dikonfirmasi. Sejumlah perwakilan dari manajemen menolak memberikan komentar ihwal permasalahan tersebut. Pengamatan Tempo, pemilik lahan memblokade gerbang utama menggunakan tumpukan ratusan ban mobil. Ahli waris juga menempatkan sejumlah orang untuk menjaganya.
ADI WARSONO