TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, berkali-kali menyebut nama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok saat meresmikan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Intan di Jalan Intan, Kelurahan Cilandak Barat, Kecamatan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu, 24 Mei 2017.
Saat memberi sambutan, Djarot awalnya mengimbau masyarakat jangan membiasakan diri membicarakan keburukan orang. Dia berharap, dalam kehidupan sosial, masyarakat bisa saling menguatkan satu sama lain. Dia kemudian memberikan contoh tentang hubungan persahabatannya dengan Ahok. "Kami saling menguatkan, bukan melemahkan,” kata Djarot.
Baca:
Djarot: Saya Terus Berkomunikasi dengan Ahok
Gelar Peringatan HUT DKI, Djarot Curhat Soal Ahok
Djarot mengatakan banyak orang yang gemar menggunjingkan hal-hal negatif orang lain. Padahal setiap orang memiliki kelebihan dan kelemahan. "Kita harus imbang, punya dua mata, dua telinga, supaya imbang,” katanya. “Termasuk ketika saya menguatkan keluarga Pak Ahok. Itulah persahabatan, nilai-nilai lebih penting daripada sekadar mencari penyelamatan diri sendiri."
Ini bukan pertama kali Djarot menyebut nama Ahok dalam kegiatan kerjanya. Ketika meresmikan Jakmart Rawabening, pekan lalu, dia berkali-kali menyebut Ahok sebagai penggagas program itu. Kemudian, dalam peringatan hari ulang tahun DKI Jakarta di Taman Waduk Pluit, lagi-lagi dia menyinggung nama Ahok. "Saya ikut tiga kali (pencanangan) dan selalu bersama Pak Basuki Tjahaja Purnama," kata Djarot ketika itu.
Taman anak yang diresmikan Djarot itu memiliki luas tanah 1.200 meter persegi. Taman yang didesain Putra Pasaribu itu memiliki sejumlah fasilitas, seperti ruang perpustakaan, PKK Mart, ruang laktasi, ruang pengelola, ruang konsultasi, toilet difabel dan umum, tanaman obat keluarga, arena bermain anak, lapangan olahraga, kolam gizi, amfiteater, dan jalur refleksi.
Baca: Sebelum Ramadan, Djarot Minta PNS DKI Maafkan Ahok
RPTRA Intan dibangun selama enam bulan melalui biaya tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR) High Scope dengan bujet sekitar Rp 1,9 miliar. Ketua Yayasan High Scope Ratna Dewi Antarian berharap taman tersebut bisa berbeda daripada yang lain melalui kegiatan-kegiatannya. "Kami juga berharap RPTRA dapat menjadi wadah yang bisa menumbuhkan kebangsaan tanpa melihat adanya perbedaan," katanya.
FRISKI RIANA