TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kepolisian Republik Indonesia Jenderal Tito Karnavian mengatakan bahan peledak yang digunakan dalam peristiwa bom Kampung Melayu berjenis triacetone triperoxide (TATP). Bentuknya serbuk putih dengan cara pembuatan yang gampang.
Bahan dasar bom ini berupa tinner yang campur dengan beberapa zat kimia. "TATP ini dijuluki ibunya setan," ujar Tito saat konprensi pers di Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat 26 Mei 2017.
TATP, kata Tito merupakan ciri khas dari teror bom yang didalangi jaringan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Bom Manchester juga menggunakan bahan peledak yang sama. TATP ini lebih berbahaya dari trinitrotoluena (TNT). "Jika TNT membutuhkan detonator, TATP hanya butuh panas atau getaran untuk diledakkan," ujat Tito.
Baca: Jangan Bantu Teroris Sebarkan Teror Melalui Media Sosial
Tito sebelumnya menyebut pelaku bom bunuh diri di Kampung Melayu merupakan jaringan Bahrun Naim dalam kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Bahrun Naim kini berada di Raqa, salah satu kota di Suriah.
Kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD), menurut Tito semakin mahir membuat TATP. JAD ini merupakan kelompok yang bertanggung jawab untuk bom Kampung Melayu ini. Sebelumnya mereka gagal meledakkan dengan sempurna pada kasus di Taman Pandawa, Bandung. "TATP ini juga pernah digunakan pada bom Alam Sutera," ujar Tito.
Sebelumnya, Kepala Divisi Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto belum bisa menyebutkan intensitas ledakan yang dihasilkan. Tim laboratorium forensik akan memeriksa kandungan bom terlebih dahulu. "Kalau low atau high, laboratorium forensik yang bisa menyatakan itu karena identifikasinya dari serbuk residu itu yang akan diperiksa," kata dia.
Baca: Bom Bandung, Pengamat: Pelakunya Sel Jaringan Bahrun Naim
Jika menilik ke belakang, ada beberapa senyawa kimia yang kerap dijadikan bahan peledak utama bom panci. Kasus bom panci di Bandung, misalnya. Pihak Kepolisian menemukan bahan peledak TATP (triacetone triperoxide). Bahan ini memiliki daya ledak tinggi dengan kecepatan rambat reaksi mencapai 5.300 meter per detik, termasuk bahan peledak kategori primer.
Bahan lain yang digunakan adalah gliserin (glyserine). Cairan itu adalah bahan baku untuk membuat nitrogliserin, cairan yang mudah meledak.
IRSYAN HASYIM
Video Terkait: Polisi Geledah Rumah Terduga Pelaku Bom Kampung Melayu di Bandung