TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, bersama Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Prihartato meresmikan gedung Ambulans Gawat Darurat di Jalan Kesehatan, Jakarta Pusat, pada Rabu, 24 Mei 2017. "Bangun gedung ini tujuh bulan hasilnya bagus. Perlengkapan ambulans tadi bagus semua," kata Djarot dalam kata sambutannya.
Djarot mengapresiasi pencapaian tersebut. Ia turut menyarankan agar kendaraan ambulans bisa digunakan sesuai fungsinya. Sebab, ia menilai ambulans lebih sering dipakai multifungsi. "Ngangkut orang sakit dan sebagai mobil jenazah. Bahkan untuk mudik. Kami harus cari yang bagus," ujarnya.
Koesmedi mengungkapkan, pelayanan Ambulans Gawat Darurat Dinas Kesehatan DKI saat ini gratis bagi semua warga ber-KTP DKI. AGD, kata dia, tersebar di 39 pos di lima wilayah DKI, termasuk puskesmas, rumah sakit, pemadam kebakaran, kantor instansi pemerintah, dan pos polisi. "Pusat komando dan pusat logistik ambulans juga melakukan kegiatan operasional 24 jam," ujarnya.
Baca: Djarot: Bahasa Saya Lebih Bagus, Pak Ahok Lebih Vulgar
Koesmedi menuturkan, jumlah armada yang dimiliki DKI pada 2016 ada 60 unit mobil ambulans dan 13 ambulans motor yang terdiri dari 45 unit advanced ambulance, 12 unit basic Ambulance, 1 unit khusus perina, 1 unit khusus NICU, 1 unit khusus infeksi, dan 13 unit ambulans motor (unit reaksi cepat).
Unit AGD sendiri dilengkapi dengan tenaga yang handal, di antaranya unit reaksi cepat yang merupakan perawat terlatih untuk mengendarai sepeda motor dan membawa perlengkapan life-saving untuk mengatasi kemacetan di jalan raya. Motor tersebut dapat difungsikan bila ada keterlambatan tibanya ambulans roda empat.
Selain itu, AGD juga mempunyai unit khusus bernama AGD rescue team. Unit tersebut beranggotakan perawat-perawat dengan kemampuan pra rumah sakit sesuai standar USAR atau “Urban Search and Rescue” yang bekerja sama dengan mitra Jakarta Rescue.
Pelayanan diklat kegawatdaruratan AGD, menurut Koesmedi, sudah diakui di tingkat nasional dan tersertifikasi Balai PPSDM Kementerian Kesehatan dan PPNI Pusat. Selain melayani peserta diklat yang dilakukan di dalam kantor AGD, secara rutin tim diklat juga diminta untuk melakukan pelatihan di kota-kota lain di Indonesia mulai dari Aceh sampai Papua.
Baca: Tak Bisa Sewa Ambulans, 5 Jam Bawa Jenazah Anaknya dalam Tas
"Sebagian besar karyawan AGD Dinkes adalah karyawan non-PNS dengan masa kerja antara 1-23 tahun semenjak berada di bawah yayasan 118," kata Koesmedi.
Ia juga mengungkapkan alasan pemindahan kantor pusat AGD dari Sunter, Jakarta Utara, ke Jakarta Pusat karena lokasi yang terlalu jauh dan selalu terkena banjir. Serta lahannya tidak berada di pusat kota sehingga kurang efektif, dan harus menempuh jarak dan waktu yang lebih lama dalam kelengkapan logistik.
FRISKI RIANA