TEMPO.CO, Jakarta - Korban persekusi di Cipinang Muara, Jakarta Timur, PMA dan keluarganya sempat trauma akibat kejadian yang dialaminya. Trauma terjadi setelah PMA diinterogasi dan dianiaya sejumlah orang di dekat rumahnya. "Anak kecil diperlakukan seperti itu pasti syok," kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rudy Hariyanto saat ditemui di Polda Metro Jaya, Kamis, 1 Juni 2017.
Apalagi saat kejadian PMA tak didampingi oleh orang tuanya. Achmad Budi Prayoga dari Lembaga Bantuan Hukum Gerakan Pemuda Ansor yang mendampingi korban, mengatakan ibunda PMA tak bisa berbuat banyak untuk menolong PMA.
Baca:
FPI Dampingi 2 Terduga Pelaku Persekusi yang ...
Polisi Tangkap Dua Terduga Pelaku Persekusi di ...
Ibunda PMA adalah orang tua tunggal dengan tujuh anak, termasuk PMA. "(Saat kejadian) Dia menjaga anaknya yang lain. Masih kecil-kecil," kata Achmad saat ditemui seusai mendampingi PMA.
PMA adalah korban persekusi oleh sejumlah orang di dekat rumahnya. Ia dituduh telah mengolok-olok ulama dan Front Pembela Islam dalam akun pribadinya di Facebook. Menurut Achmad, PMA diinterogasi pada 29 Mei 2017, sejak pukul 00.00 hingga pukul 03.00. Persekusi yang dialami PMA terekam kamera dan menjadi viral di media sosial. Dalam video, nampak PMA diinterogasi dan beberapa kali ditempeleng oleh sejumlah orang dewasa yang mengerumuninya. Ia juga diminta meminta maaf dan membuat surat pernyataan menyesal.
Persekusi berlanjut pada kehidupan PMA dan keluarganya. Di pagi hari pasca persekusi, pemilik kontrakan tempat mereka tinggal, mengusir mereka. "Alasannya takut, tidak mau kontrakannya dijadikan tempat ribut-ribut," kata Abdul Haris Ma'mun, anggota LBH GP Ansor lain yang ikut mendampingi PMA.
Baca juga:
SAFEnet Minta Pemerintah Waspadai Aksi Persekusi Ahok Effect
Rizieq Tak Pulang, Eggy: Untuk Menghindari Konflik
Padahal, ujar Abdul, PMA dan keluarganya masih punya waktu untuk tinggal di rumah kontrakan yang telah dihunin selama delapan bulan itu. Namun, meski telah diusir, keluarga itu masih tetap bertahan hingga GP Ansor tiba pada Kamis siang, 1 Juni 2017. "Selama itu mereka lebih banyak berada di dalam rumah, ketakutan."
GP Ansor yang mencari keluarga PMA sejak video persekusi menjadi viral di media sosial. Mereka kemudian meyakinkan ibunda PMA untuk dievakuasi oleh Polda Metro Jaya. Kini, PMA beserta seluruh keluarganya telah dibawa ke “rumah aman” Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya yang lokasinya dirahasiakan.
Mereka dievakuasi untuk menghindari intimidasi lanjutan. Mereka akan berada di sana sepanjang waktu dibutuhkan. "Sampai kasus ini selesai dan keluarga merasa nyaman dan tak ada gangguan lagi," kata Rudy. Polisi memproses hukum U dan M yang diduga melakukan persekusi terhadap PMA.
EGI ADYATAMA