TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah DKI Jakarta mengundi 160 keluarga yang menjadi calon penghuni rumah susun sewa. Mereka berasa dari Kelurahan Cakung Barat dan Dukuh serta pendaftar umum yang sudah lanjut usia. "Ini pengundian yang kedua kali," kata Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Arifin di Balai Agung DKI, Jumat, 2 Juni 2017.
Baca: Kisah Sekda DKI Tolak Warga yang Minta Rusun untuk Istri Kedua
Pengundian pertama pada pekan lalu diikuti 84 keluarga dari Bukit Duri, Jakarta Selatan. Mereka kemudian ditempatkan di Rumah Susun Cakung Barat.
Hari ini, kata Arifin, 35 keluarga yang terkena dampak pekerjaan normalisasi Kali Irigasi di Kelurahan Cakung Barat, 17 keluarga yang terkena dampak pekerjaan embung di Kelurahan Dukuh, serta 7 keluarga yang berasal dari pemohon lansia akan menempati Rumah Susun Cakung Barat, Jakarta Timur. Sedangkan 101 keluarga lagi ditempatkan di Rumah Susun Marunda, Jakarta Utara. "Dari Marunda, ada 78 KK (kepala keluarga) yang belum dapat rusun sejak 2013, tambahan lansia ada 23 KK," katanya.
Baca: Ahok Semprot Pria Ber-KTP Bekasi yang Minta Tinggal di Rusun
Arifin menjelaskan, saat ini, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI telah membangun dan mengelola rusunawa yang tersebar di empat wilayah kota administrasi, kecuali Jakarta Selatan. Rusunawa tersebut, kata dia, berada di 23 lokasi dengan jumlah 15.361 unit yang terbagi atas 151 blok 5 tower.
Sekretaris Daerah DKI Saefullah menuturkan pengadaan rusunawa akan terus dilakukan. Rusun diutamakan untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang belum memiliki rumah. Mereka yang terkena dampak penataan sarana dan prasarana kota juga mendapat prioritas. Begitu juga bagi mereka yang direlokasi dari bantaran sungai, waduk, dan pinggir rel kereta api.
Menurut Saefullah, masih ada sekitar 19 ribu penduduk yang membutuhkan rusun. Sedangkan rusun yang tersedia sekitar 2.300 unit. "Tahun ini, cicil lagi (pembangunan rusun). Terus saja bangun, jangan berhenti. Sebab, ini memang kebutuhan riil masyarakat," tuturnya.
FRISKI RIANA