TEMPO.CO, Depok - Tim Jaguar Kepolisian Resor Kota Depok menjadi sorotan publik atas aksi heroiknya mencegah tindak kejahatan jalanan. Awalnya, tim khusus antibandit tersebut dibentuk guna menangani maraknya tindak pembegalan yang terjadi di Depok, pada 2014.
Nama Jaguar kembali menjadi sorotan ketika tim yang mempunyai akronim Penjaga Gangguan dan Anti-Kerusuhan itu, dengan berani menghadang sweeping rombongan organisasi kemasyarakatan terhadap geng motor di Margonda dan menangkap anggota geng motor di kawasan Simpangan, Depok, akhir pekan lalu.
Baca: Jaguar Depok Hadang Ormas Sweeping Geng Motor, Tito Hadiahi Motor
Kepala Tim Jaguar Inspektur Winam Agus mengatakan Jaguar dibentuk karena fenomena begal, dan kasus kejahatan jalanan yang sering terjadi di Depok. Kepala Kepolisian Resor Kota Depok saat itu, Komisaris Besar Ahmad Subarkah, membentuk tim khusus tersebut untuk mencegah tindak kejahatan jalanan.
"Kami dibentuk pada 18 Oktober 2017 yang anggotanya dari beberapa satuan kerja, seperti Satuan Sabhara, Reserse Kriminal, Intel, Provost, dan staf di Polres Depok," kata Winam di ruang kerjanya, Jumat, 2 Juni 2017.
Saat awal dibentuk, kata Winam, Jaguar mempunyai 25 personel, dan mendapatkan pelatihan fisik selama dua bulan. Selain itu, personel Jaguar dipecut untuk latihan lintas medan, bongkar-pasang senjata, dan bela diri. Bahkan, personel Jaguar dua kali dilatih khusus untuk menembak jitu oleh Korps Brimob menggunakan senjata SS1 V2 dan Steyr, pada April 2015.
Setelah latihan cukup keras, akhirnya Tim Jaguar mulai melakukan patroli malam pada Januari 2015. Namun, tim yang terbentuk tersebut hanya sebatas melakukan pencegahan dan penindakan terhadap kejahatan jalanan, seperti tawuran, balap liar, dan pembegalan. “Jaguar tidak bisa melakukan penyelidikan,” kata Winam.
Pembentukan unit pemukul mundur kejahatan itu dianggap penting lantaran beberapa wilayah di Depok, sangat rawan tindak kekerasan jalanan, seperti di Jalan Juanda, Jalan Tapos, dan kolong Fly Over Universitas Indonesia. “Di sana kawasan jalannya sepi dan minim penerangan jalan, sehingga rawan tindak kriminal," ucap Winam.
Menurut Winam, tugas Jaguar berbeda dengan satuan kerja lainnya. Soalnya, Jaguar melakukan patroli pada pukul 23.00-06.00, menyisir wilayah yang dianggap rawan kejahatan. Bahkan, Jaguar bisa masuk ke gang-gang di permukiman warga untuk memburu pelaku kejahatan.
Eksistensi dan konsistensi Jaguar dianggap bisa menekan tindak kejahatan jalanan yang marak di Depok. Selain itu, Winam mengklaim, tawuran dan balap liar di kawasan Juanda, yang sering terjadi sudah tidak ada lagi sejak Jaguar rutin patroli.
"Terbukti tindak kejahatan dan yang mengganggu keamanan dan ketertiban seperti penjambretan, begal, tawuran, dan balap liar berkurang. Bahkan, ada tiga anggota begal kami tangkap di Citayam," ujar Winam.
Winam mengatakan, dalam melakukan operasi, Jaguar lebih melakukan tindakan prefentif. Namun, jika terdapat indikasi tindakan yang mengganggu keamanan dan ketertiban, Jaguar bisa dengan senyap masuk melakukan pengejaran terhadap mereka.
Jaguar akan fokus untuk menangkap mereka yang membawa senjata tajam. Misalnya, kata Winam, kalau terjadi tawuran atau balap liar, biasanya Jaguar mematikan lampu kendaraan, agar bisa menyelinap dan menangkap pelakunya.
Winam menambahkan, jika mereka tidak bisa dikendalikan, Jaguar tidak segan melepaskan gas air mata. Namun, dari pertama beroperasi, kata Winam, Jaguar belum pernah menembakkan gas air mata.
Alasannya, menurut Winam, sebagian besar pelaku kejahatan jalanan segan berhadapan dengan Tim Jaguar yang dilengkapi persenjataan lengkap. "Biasanya mereka kocar-kacir kalau kami datang. Di situ, kami sisir mereka dan menangkap pelaku yang membawa senjata tajam," ujar Winam.
Pada 2017, anggota Tim Jaguar Polresta Depok mengalami perampingan. Sekarang, seluruh personelnya diambil dari Satuan Shabara Polresta Depok. Jumlah personel Jaguar saat ini sebanyak 17 orang.
Semua personel yang bertugas di Jaguar, mempunyai semangat untuk mengabdi penuh kepada masyarakat. Sebabnya, semua personel tetap menjalankan tugas utamanya di setiap satuan kerjanya.
Bahkan, dari 17 personel Jaguar, ada 12 yang masih bertugas rutin untuk menjaga bank. Namun, mereka yang bertugas mendapatkan dispensasi waktu kerja hanya sampai pukul 10.00. Selain itu, setiap anggota Jaguar bisa beristirahat, sebab hanya satu dari dua tim di tubuh Jaguar, yang melakukan patroli.
Baca juga: Isu Geng Motor, Polres Depok Minta Ormas Tidak Melakukan Sweeping
"Ya, malam Jaguar, pagi dan siangnya kembali bekerja di satuan tugasnya masing-masing. Di Jaguar kami murni mengabdi," ujar Winam. "Ini panggilan untuk mengabdi, bahkan tanpa adanya insentif tambahan," kata Winam.
IMAM HAMDI