TEMPO.CO, Depok - Jamaah Ahmadiyah tetap menjalankan ibadah seperti biasa meski masjid yang kerap mereka gunakan kini disegel polisi. Hanya kali ini mereka tak beribadah di dalam bangunan yang biasa disebut markas jamah Ahmadiyah itu. Para jamaah terlihat salat di teras bangunan yang disegel itu.
Seperti yang Tempo saksikan pada Senin 5 Juni 2017 malam. Waryoto, satu dari tujuh pria yang menjadi Jamaah Ahmadiyah Depok mengumandangkan adzan salat Isya di belakang bangunan mereka yang disegel. Adzan yang dikumandangkan pria berbaju koko putih itu, sama dengan panggilan salat untuk umat Islam lainnya.
Baca: Jaga Masjid Ahmadiyah Sawangan, 800 Petugas Gabungan Siaga
Seusai adzan, Waryoto dan beberapa jamaah Ahmadiyah menyempatkan diri salat sunat dua rakaat sebelum salat Isya dimulai. Usai melakukan salat sunat, salah seorang Jamaah bernama Warisin, maju tepat di plang yang menjadi segel di halaman markas Jamaah Ahmadiyah Depok.
Di belakang Warisin ada tujuh jamaah pria yang menjadi makmumnya berdiri di atas sajadah yang digelar mereka untuk salat. Sedangkan jamaah wanita yang berjumlah tiga orang, berada di sisi kiri dengan jamaah pria untuk melakukan salat Isya berjamaah. Barisan salat antara pria dan wanita disekat dengan besi yang ditutupi kain hijau.
"Apa yang salah dari kami. Giliran kami bertanya yang salah apa tidak dijawab," kata Maryoto, usai salat Isya.
Maryoto mengaku telah dua hari melakukan salat tarawih di halaman, karena tempat yang mereka gunakan untuk ibadah disegel Pemerintah Kota Depok, Sabtu lalu. Meski disegel, Maryoto dan jamaah lain akan tetap beribadah seperti biasa. "Kemarin sempat sepekan beribadah di dalam (bangunan yang disegel)," ujarnya.
Ia berharap pemerintah membuka bangunan yang disegel tersebut, agar jamaah bisa beribadah dengan tenang dan nyaman. Pernyataan Maryoto, diamini jamaah Ahmadiyah lainnya, Imat Rohimat, 52 tahun.
Baca: Masjid Ahmadiyah Depok Sudah 6 Kali Disegel
Imat mengatakan jamaah akan tetap melakukan salat tarawih di halaman, meski tempat yang biasa digunakan untuk beribadah disegel, Sabtu lalu. "Kemarin kami sempat menggunakan sepekan. Tapi, disegel kembali," kata pria berusia 52 tahun itu.
Menurutnya, penyegelan yang dilakukan pemerintah menjadi kendala bagi jamaah untuk menjalankan ibadah. Namun, jamaah berniat akan menggunakan halaman sebagai tempat ibadah, sampai segel bangunan dilepas.
"Kami ibadah seperti biasa. Ibadah salat wajib lima waktu. Dan kami kumandangkan adzan seperti biasa," ujarnya.
IMAM HAMDI