TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksana tugas Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat, meminta Badan Amil Zakat Infaq dan Shadaqah (Bazis) DKI tidak mengumumkan besaran bantuan yang diberikan para pejabat pemerintah DKI. "Lain kali, menurut saya, enggak usah diumumkan, ya. Diam-diam saja dapat banyak," kata Djarot di Balai Sudirman DKI, Jakarta, Rabu, 7 Juni 2017.
Dalam acara Peduli Umat 1438 Hijriah, Bazis DKI mengadakan pengumpulan dana zakat, infak, dan sedekah yang berasal dari bantuan pejabat DKI, perusahaan, dan pribadi. Pembawa acara Denny Chandra menyebutkan satu per satu besaran bantuan dari kalangan pejabat pemerintah DKI.
Nama pejabat pertama yang disebut ialah Djarot, yang menyumbang Rp 50 juta. Selanjutnya, Sekretaris Daerah DKI Saefullah juga menyumbang dengan jumlah sama. Adapun semua wali kota di lima kota administrasi DKI menyumbang dengan besaran yang sama, yakni masing-masing Rp 25 juta.
Baca: Djarot Minta Warga Jakarta Tak Kalah oleh Intoleransi
Besaran sumbangan ZIS dari kepala satuan kerja perangkat daerah juga disebutkan. Misalnya Kepala Pajak dan Retribusi Daerah Edi Sumantri menyumbang Rp 50 juta, Kepala Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) DKI Jakarta Dien Ernawati menyumbang Rp 41 juta, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan DKI Jakarta Tinia Budiarti menyumbang Rp 30 juta.
Selain itu, Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Ratiyono menyumbang Rp 3 juta, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja DKI Jupen Royter menyumbang Rp 10 juta, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman menyumbang Rp 10 juta. Adapun dari semua pejabat DKI, sumbangan Kepala Dinas Kesehatan DKI Koesmedi Prihartato yang paling besar, yaitu Rp 88 juta.
Secara keseluruhan, sumbangan dari kalangan pejabat Pemprov DKI terkumpul Rp 827 juta. Sedangkan dari perusahaan terkumpul sebanyak Rp 2,6 miliar. Perusahaan yang menyumbang di antaranya Bank Jawa Barat, Bank DKI, dan PD Pasar Jaya. Selain itu, sumbangan pribadi yang terkumpul sebesar Rp 119,6 juta.
Djarot menuturkan beberapa kalangan menganggap besaran bantuan harus diumumkan agar ada yang mau memberikan sumbangan. Mereka yang beranggapan seperti itu, menurut Djarot, harus dicuci otak dan hatinya. "Semangat atau nilai keagamaannya, berarti kalian semua bukan termasuk orang yang pandai bersyukur," ujarnya.
FRISKI RIANA