TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta S. Pane, meminta Direktorat Ekonomi Khusus (Direksus) Polri mengusut kasus dugaan hilangnya sejumlah selang dan alat pengisi bahan bakar premium di sejumlah SPBU milik Pertamina, terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Ia meminta polisi mengungkap apakah ada permainan pengusaha pom bensin atau ulah spekulan untuk menimbun BBM jelang lebaran.
Neta menjelaskan selang-selang tersebut diduga dicopot dari sejumlah dispenser bahan bakar yang ada di SPBU dan hanya menyisakan sebagian kecil saja. “Dispensernya ada, tapi selangnya tidak ada. Selangnya dicabut, lobangnya mereka tutup,” katanya saat dihubungi, Rabu, 7 Juni 2017.
Baca: Pengusaha Masih Labil Buka SPBU Khusus Pertamax
Menurut dia, bila didiamkan hal ini dapat meresahkan dan merugikan masyarakat. “Sebab akibat ulah ‘menghilangkan’ selang dan alat pengisi premium terjadi antrian panjang di setiap pompa bensin yang berulah,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya.
Berdasarkan pantauan lembaganya, kata Neta, selang dan alat pengisi premium ini mulai menghilang sejak 1 Juni 2017. Selang dan alat pengisi premium yang biasanya per SPBU berjumlah 10 hingga 12 unit dari tiga hingga empat dispesner, kini mendadak tinggal tiga unit saja. “Dua untuk mobil dan satu untuk pengisian Premium sepeda motor,” ucapnya.
Ia menuturkan pengusutan kasus ini diperlukan agar bisa mengetahui apakah merupakan permainan pengusaha untuk menimbun BBM atau kerjaan spekulan sehingga terjadi kelangkahan premium. “Para spekulanpun bisa ‘mempermainkan’ harga premium menjelang lebaran,” ujarnya.
IPW menilai ada sekitar 70 persen selang dan alat pengisi premium yang hilang dari tiap SPBU. Menurut dia, hal ini modus baru dalam kejahatan ekonomi. Polri khususnya Polda Metro Jaya diminta segera bergerak untuk mengusutnya lantaran kasus ini terjadi di hampir semua pompa bensin di Jabodetabek. “Silakan saja cek. Sampai malam tadi tim kami pantau sebagian besar SPBU seperti itu,” ucapnya.
Neta menyangsikan bila copotnya selang lantaran karena rusak atau dalam perbaikan. “Kok kalau rusak hampir di semua SPBU?” ujarnya.
IPW mensinyalir menjelang lebaran banyak komoditas sengaja dipermainkan agar harga di pasar melonjak tajam sehingga merugikan konsumen. IPW meminta pula Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia memantau pergerakan yang terjadi di tiap pom bensin.
Baca: Mobil Pejabat Kalbar Dilarang Pakai Premium
Polri diminta pula untuk menindak tegas bila perlu melakukan terapi kejut (shock therapy) agar pengusaha atau siapa pun tidak memanfaat situasi dan berulah, yang akhirnya menimbulkan keresahan di masyarakat dan bisa melemahkan perekonomian nasional.
Salah satu SPBU yang melepas selang dan nozle untuk bahan bakar premium ada di SPBU 33.171.01 di Jalan Juanda, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Di sana kini sudah tak melayani lagi bahan bakar jenis premium.
Seorang operator dispenser di SPBU tersebut mengatakan, bahwa selang dilepas karena setiap SPBU melayani khusus yang tertera dalam penunjuk yang ada di atas dispenser. "Di sini khusus pertamax, premium enggak ada," kata penjaga dispenser di bagian paling barat.
Sama hal nya di dispenser nomor 2 dari barat, di dispenser itu, menurut pria yang melayani pembeli dari kendaraan roda dua, hanya melayani Pertamina Dex, Pertalite, dan Pertamax 92. Sehingga, petunjuk premium ditutup dengan kertas putih. "Premium enggak melayani juga," kata pria yang mengenakan topi warna biru tersebut.
Adapun PT Pertamina membantah hilangnya sejumlah selang dan alat pengisi bahan bakar premium di sejumlah SPBU milik Pertamina, terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Mereka mengatakan bahwa yang terjadi di lapangan adalah berkurangnya penggunaan premium yang beralih ke pertalite.
"Bukan hilang. Tiap SPBU kan punya tangki timbun, kebanyakan switch (tukar) ke Pertalite karena konsumen yang pilih Pertalite dibanding Premium," ujar Areal Manager Communication and Relation Pertamina Jawa Bagian Barat Yudi Nugraha Arman, saat dikonfirmasi Tempo, Rabu, 7 Juni 2017.
Yudi juga membantah adanya pengurangan nozzle di lokasi-lokasi SPBU itu. Jika menukar dari premium ke pertalite, kata dia, otomatis jumlah nozzle premium akan berkurang. "Misalkan jumlah nozzle empat premium, karena keterbatasan tangki timbun, dia (pemilik SPBU) jual premium dua nozzle saja, sisanya yang dua jadi pertalite," kata dia.
Dia mengaku sudah mendengar isu hilangnya selang ini. Namun ia mengaku tak menemukan adanya kehilangan selang di SPBU-SPBU tersebut. Yang ada, kata dia, adalah switch para penjual dari premium ke pertalite. Yudi juga membantah adanya hilangnya selang sebagai bentuk penimbunan menjelang hari raya Idul Fitri. "Nimbun premium buat apa?" kata dia mempertanyakan.
AHMAD FAIZ|ADI WARSONO| EGI ADYATAMA