TEMPO.CO, Jakarta -Direktorat Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap dan menembak mati SFL, kapten sekaligus otak perampokan terhadap Davidson Tantono di Banyuwangi, Jawa Timur. SFL ditangkap bersama dua anggota komplotannya, NFR dan RCL pada Senin malam, 19 Juni 2017.
"Inisial SFL itu sebagai otaknya, eksekutornya (penembakan Davidson)," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Selasa, 20 Juni 2017.
Baca: Perampok di Daan Mogot, 23 Kali Beraksi Raup Rp 1,3 Miliar
Meski begitu, Argo mengatakan, SFL tewas usai penangkapan itu. Saat diminta menunjukkan lokasi pembuangan senjata, SFL mencoba mengambil senjata api milik petugas, di Jalan Arteri Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.
"Kemudian terjadi saling tarik menarik dengan anggota. Akhirnya kami berikan tindakan tegas di situ," kata Argo. Menurut Argo, senjata yang dibuang tersebut adalah senjata yang digunakan SFL untuk menembak Davidson.
Saat ini jenazah SFL telah dibawa ke Rumah Sakit Dr Soetomo Surabay untuk diotopsi. Sedangkan NFR dan RCL dibawa ke Polresta Surabaya untuk ditahan sementara.
Menurut Argo, NFR merupakan salah satu rekan pelaku yang berperan sebagai penghambat jika dalam operasi perampokan ada yang mengejar. Satu orang lagi yang ditangkap adalah RCL. “Satu-satunya wanita,” ujar Argo.
Selain ikut berperan dalam komplotan itu, RCL juga sebagai kekasih SFL. "Perannya adalah menyewakan kamar apartemen atas nama RCL. Dia yang mencarikaan kos-kosan untuk tempat berkumpul," kata dia.
Dengan penangkapan ini, maka total perampok yang telah tertangkap adalah tujuh orang, dua diantaranya tewas saat penangkapan.
Baca juga: Seorang Anggota Perampok Daan Mogot Calon Kepala Desa
Davidson tewas ditembak komplotan perampok di SPBU Daan Mogot, Jakarta Barat, 9 Juni 2017. Tak hanya nyawanya yang raib, uang sebesar Rp 300 juta juga dibawa pelaku. Polda memastikan perampokan berdarah itu dilakukan oleh komplotan perampok yang telah biasa beraksi.
EGI ADYATAMA