TEMPO.CO, Jakarta - Nurrohim, 45 tahun, merintis Sekolah Masjid Terminal atau Sekolah Master di Terminal Kota Depok pada 2000. Hampir semua pengamen hingga pengasong mengenalnya karena inilah jalan yang membuka kesempatan bagi anak-anak itu untuk bisa melepaskan diri dari bekap kehidupan jalanan.
Baca: Kisah Inspiratif Siswa Sekolah Master Tembus Universitas Indonesia
Pada 2002, sekolah ini memperoleh rekomendasi untuk mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang dikelola Yayasan Bina Insan Mandiri. Alhasil, anak-anak jalanan yang belajar di Sekolah Master bisa memperoleh ijazah. Ijazah itulah yang bisa membuka peluang bagi anak-anak jalanan memperoleh pekerjaan.
Setelah mendirikan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, Nurrohim membuka SD dan SMP Master. Bahkan pada 2003 Sekolah Master telah mengeluarkan ijazah kesetaraan paket A dan B.
Saat ini, seluruhnya ada sekitar 2.500 siswa di Sekolah Master. Padahal, pada 2000 lalu jumlah siswanya hanya 30-an anak. Tapi sekarang saban tahun ada 1.500 siswa yang lulus dari Sekolah Master. “Tiap tahun yang masuk mencapai ribuan,” tutur pria kelahiran Tegal, itu.
Tak hanya itu, kata Nurrohim, banyak siswa lulusan Sekolah Master bisa menembus pendidikan di universitas. Bahkan, sebagian bisa menempuh pendidikan di luar negeri. Sekolah Master pun saat ini tidak hanya menjadi tempat belajar anak jalanan. Anak-anak yang berkebutuhan khusus (cacat) hingga anak yang tengah menghadapi kasus hukum juga belajar di sana.
Baca: Sekolah Masjid Terminal Depok Kirim Siswanya ke Afrika Selatan
Nurrohim menambahkan saat ini telah membuka lembaga pendidikan sejenis Sekolah Master di kota lain. Dia menyebut ada lebih dari 20 Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat binaan Sekolah Master di Jabodetabek. "Saya miris melihat anak-anak jalanan tidak mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan," tuturnya kepada Tempo, Selasa lalu.
Nurrohim bersama para relawan yang sebagian besar mahasiswa berupaya mengajarkan pendidikan karakter bagi anak-anak jalanan. Menurutnyahun itu, pendidikan karakter sangat penting karena banyak masyarakat yang menganggap anak jalanan sebagai orang tak berguna dan kerap melakukan tindak kriminal.
IMAM HAMDI