TEMPO.CO, Jakarta - Simpang Susun Semanggi tidak akan menggunakan pencahayaan menggunakan lampu di atas tiang. Pencahayaan akan diprogram dan menggunakan light emitting diode (LED). Sehingga cahaya di jalan layang itu bisa berganti-ganti warna. "Agar bisa menampilkan warna pencahayaan bervariasi, berwarna-warni," kata Djarot di Balai Kota Jakarta, Jumat, 14 Juli 2017.
Lampu berwarna-warni itu sengaja dipilih untuk memperindah proyek infrastruktur itu. "Bukan hanya kekuatannya saja, kan juga ingin ada ornamen yang memperindah dan mempercantik Simpang Susun Semanggi,” ujar Djarot.
Baca:
Peluncuran Awal Simpang Susun Semanggi pada Lebaran Betawi
Ahok Sebut Simpang Susun Semanggi Jatah 'Preman'
Setelah diuji coba pada Kamis, 13 Juli 2017, Djarot mengaku puas karena mendapat laporan yang baik. Namun Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih menunggu sertifikat layak fungsi dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Simpang Susun Semanggi terbagi atas dua ramp. Ramp pertama untuk kendaraan dari arah Grogol yang mengarah ke Blok M. Ramp kedua ditujukan bagi kendaraan dari arah Cawang menuju Jalan MH Thamrin.
Baca juga:
Diduga Korupsi Tata Air, Kejaksaan Tangkap Pejabat DKI
Pencari Kerja Membludak, Tangerang Batasi Pembuatan Kartu Kuning
Simpang Susun Semanggi akan diresmikan Presiden Joko Widodo pada 17 Agustus 2017, bertepatan dengan peringatan kemerdekaan Indonesia ke-72. Selama open traffic, Simpang Susun Semanggi akan dibuka hingga 16 Agustus 2017. "Open traffic pada 29 Juli itu menandakan bahwa sudah bisa dilalui.” Pada saat grand launching, secara otomatis Simpang Susun akan ditutup sementara.
Penutupan jalan pada 17 Agustus dilakukan untuk mengetahui dampak atau efektivitas Simpang Susun Semanggi terhadap kemacetan di area sekitar Jalan Semanggi. Djarot memprediksi kemacetan di sekitar kawasan Semanggi sebesar 20-30 persen.
LARISSA HUDA