TEMPO.CO, Jakarta - Djarot Saiful Hidayat tinggal tiga bulan lagi menduduki posisi Gubernur DKI Jakarta. Ia mendatangi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono untuk membahas sejumlah pekerjaan yang belum rampung. "Beliau harus tahu persis apa-apa yang perlu disiapkan DKI," kata Basuki di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta, Selasa, 18 Juli 2017.
Basuki mengatakan pekerjaan pertama yang dibahas adalah Simpang Susun Semanggi. Djarot ingin simpang susun soft launching pada 29 Juli 2017. Namun, untuk mengoperasikan jembatan, harus ada sertifikat laik fungsi (SLF) dari Kementerian Pekerjaan Umum. "Akan kami siapkan tanggal 29, mudah-mudahan sudah bisa dikeluarkan sertifikatnya," kata Basuki.
Baca: Djarot: Dua Nama Disiapkan untuk Simpang Semanggi
Selain itu, kata Basuki, instansinya baru menerima surat permohonan sertifikat laik fungsi untuk Koridor 13 Transjakarta. Komisi Keamanan Jembatan Panjang dan Terowongan Jalan berencana menggelar rapat dan menguji kelaikan jembatan pada 20 Juli 2017.
Dalam pertemuan selama 30 menit itu, Basuki dan Djarot juga membahas proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) dari Jatiluhur dan Karian. Air baku dari Waduk Jatiluhur akan dialirkan ke Jakarta sebanyak 5.000 liter per detik, sedangkan dari Karian sebanyak 4.000 liter per detik.
Baca: Masa Jabatan Gubernur Pendek, Djarot Prioritaskan Proyek Unggulan
Untuk proyek Jalan Tol Tanjung Priok, Basuki meminta Djarot memperbarui penetapan lokasi karena adanya pergeseran trase. Sedangkan untuk pengoperasian jalan tol, mereka sepakat menunjuk PT Hutama Karya. "Kami sedang menunggu perpresnya," kata Basuki.
FRISKI RIANA