TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Djarot Saiful Hidayat mengatakan pembangunan lembaga pemasyarakatan di lahan kosong milik DKI Jakarta di Ciangir, Tangerang, diharapkan bisa meringankan berlebihnya penghuni penjara yang ada di Jakarta.
Salah satunya adalah lapas Salemba, yang kini memuat sekitar 5.000 narapidana dari kapasitas 2.000 narapidana.
Djarot mengungkapkan alasannya mengapa pemerintah hendak memindahkan para napi ke lapas di Ciangir. “Supaya mereka produktif,” kata Djarot kepada wartawan di Balai Kota, Jumat, 21 Juli 2017. Sebagian dari tanah di Ciangir seluas 100 hektare akan digunakan untuk ladang pertanian dan pembangunan villa bagi masyarakat lanjut usia (lansia). Ladang-ladang tersebut bisa digunakan oleh para narapidana untuk menggarap lahannya masing-masing.
Baca juga: Wah, Penjara di Yogyakarta Belum Overkapasitas
Lapas dengan sistem lapangan terbuka (open camp) dan pengamanan tingkat sedang ini, menurut Djarot, akan menampung 5.000 narapidana yang perlahan-lahan akan dipindah dari Salemba. Menurut Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, per 30 April 2017, DKI Jakarta memiliki 16.346 total narapidana dengan total kapasitas penjara sebanyak 5.851 orang.
“Sementara ini, kami fokus ke Salemba,” ucap Djarot. Secara bertahap, Djarot kemudian akan memindahkan narapidana dari lapas-lapas lain, seperti di Cipinang dan Pondok Bambu.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM Sri Puguh Budi Utami mengatakan, mengingat adanya masalah-masalah yang dialami oleh lembaga pemasyarakatan yang terlalu penuh (kaburnya narapidana, fasilitas yang kurang memadai), narapidana yang akan dipindah ke Ciangir akan mengikuti proses asimilasi. “Napi yg selama ini tidak produktif kita tempatkan di sana setelah assessment dulu,” kata Sri.
Proses asimilasi itu dilakukan agar narapidana bisa bekerja selagi menjadi tahanan. “Supaya negara gak rugi. Makan-tidur, makan-tidur. Kerja. Begitu dia dapat hasil kan bagus,” kata Djarot.
STANLEY WIDIANTO|JH