TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mendatangi lokasi penggerebekan sabu-sabu di Pluit, Jakarta Utara, Rabu malam, 26 Juli 2017. Sri Mulyani, yang datang mengenakan jaket biru dongker Bea Cukai, langsung mendapatkan penjelasan dari petugas terkait dengan modus penyimpanan sabu-sabu seberat 300 kilogram tersebut.
Sri Mulyani mengapresiasi jajaran Bea Cukai, Kepolisian RI, dan Badan Narkotika Nasional (BNN) atas penangkapan produk narkotik ini. "Kerja sama yang erat antara Bea Cukai, jajaran Polri, dan BNN tentu menjadi hal yang baik. Terima kasih," ujarnya.
Baca: BNN Gerebek Rumah di Pluit, 256 Kg Sabu Disita
Sri Mulyani menuturkan, dengan adanya pengungkapan ini, berarti BNN, Polri, dan Bea Cukai berhasil menyelamatkan sekitar hampir 2 juta orang. "Kalau kemarin Pak Kapolri bilang satu ton bisa menyelamatkan enam juta orang, maka sabu-sabu seberat hampir 300 kilogram ini bisa menyelamatkan 1,5 hingga 2 juta orang," katanya.
BNN bersama Polri dan Bea Cukai menggerebek sebuah rumah di Pluit, Jakarta Utara, yang digunakan untuk menyimpan sabu-sabu. Dari penggerebekan itu, ditemukan sabu-sabu seberat hampir 300 kilogram.
Menurut Deputi Penindakan BNN Arman Depari, total temuan sabu-sabu mencapai 281,6 kg itu dikemas dalam 256 bungkus. Setiap bungkus berisi 1,1-1,6 kilogram. Adapun berat kotor (bruto) sabu-sabu tersebut sekitar 300 kilogram.
Baca: Tito Karnavian Ungkap Rute Penyelundupan Narkoba 1 Ton
Arman menuturkan penggerebekan ini berawal dari penangkapan tiga pelaku di pergudangan Bimoli. Di sana, satuan tugas gabungan mengamankan satu truk yang memuat sabu-sabu dan tiga pelaku.
Salah satu pelaku merupakan warga negara Taiwan bernama Khe Huan Hong. Dia tewas ditembak petugas karena berusaha melawan saat akan ditangkap. Sedangkan dua pelaku lain merupakan warga Indonesia. Dalam kesempatan itu, Sri Mulyani juga berpesan agar masyarakat peduli terhadap potensi peredaran narkoba di lingkungan sekitar.
INGE KLARA | MARIA FRANSISCA