TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana menaikkan tarif parkir 10 persen. Kebijakan ini diambil lantaran kondisi kemacetan di Ibu Kota yang semakin parah. Terlebih dengan adanya pengerjaan sejumlah proyek infrastruktur, seperti terowongan (underpass) di Matraman dan jalan layang (fly over) Pancoran.
Pelaksana harian Gubernur DKI Jakarta, Saefullah, mengatakan ,dengan menaikkan tarif parkir 10 persen, pemerintah provinsi mendorong masyarakat berpindah menggunakan kendaraan umum, seperti Transjakarta. Masalahnya, selama ini, jalur Transjakarta juga kerap macet karena diserobot pengguna kendaraan pribadi.
Baca juga: Koridor 13 Transjakarta Diuji Coba 13 Agustus
"Ternyata jalurnya tidak steril, sering terhambat. Nah, ini kami mau tegaskan kembali bahwa jalur busway wajib steril, tidak bisa jalur busway digunakan kendaraan lain," ujarnya di Balai Kota Jakarta, Senin, 7 Agustus 2017.
Menurut Saefullah, masih banyak kendaraan pribadi yang menerobos jalur Transjakarta. Akibatnya, waktu tunggu bus Transjakarta (headway) menjadi lama. Saat ini, setidaknya ada 1.200 unit bus yang tersebar di 12 koridor. Seharusnya, kata Saefullah, penumpang hanya menunggu 2-3 menit, tapi kenyataannya penumpang bisa menunggu bus hingga 20 menit.
Baca juga: Begini Jalannya Uji Coba Transjabodetabek Tol Jakarta-Cikampek
Saefullah menilai, dengan menaikkan tarif parkir, persoalan kemacetan akan berkurang lantaran pengendara mobil beralih ke kendaraan umum. Selain itu, jalur Transjakarta akan lebih steril karena jumlah kendaraan pribadi berkurang. Saefullah mengatakan tidak mempedulikan masyarakat yang membawa kendaraan pribadi terjebak macet.
"Jadi, untuk kendaraan di jalur biasa ini, biar saja bermacet ria. Supaya orang belajar bahwa jalur busway ini lancar dan nanti orang berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum," ujarnya.
Baca juga: BNI Syariah Targetkan Pembiayaan 300 Bus Mitra Transjakarta
Setelah jumlah kendaraan pribadi berkurang, Saefullah menjamin waktu tunggu Transjakarta menjadi hanya lima menit sekali. Dengan begitu, kata Saefullah, tarif parkir yang berlaku saat ini harus dievaluasi sebagai salah satu solusi mengatasi kemacetan.
"Parkirnya saja dibuat mahal supaya nanti orang pindah. Kalau parkir sehari ke Jakarta bisa 3-4 kali parkir, kan (tarifnya) lumayan tuh. Lebih baik (kendaraan pribadi) simpan di rumah, naik kendaraan umum," tuturnya.
LARISSA HUDA