TEMPO.CO, Jakarta - Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah di Kota Bekasi, Jawa Barat, tahun 2017 baru terserap 35 persen. Padahal, idealnya memaskui tri wulan ketiga, anggaran itu harus terserap hingga 60 persen.
"Penyerapan rendah di belanja langsung," kata Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah, Kota Bekasi, Supandi Budiman, Kamis, 24 Agustus 2017. Dari total belanja langsung sebesar Rp3,4 trilun, baru terserap sekitar 30 persen. Sedangkan belanja tidak langsung senilai Rp1,9 triliun sudah terserap sekitar 60 persen.
Baca:
Defisit Rp 122 Miliar, APBD Kota Bekasi Dirasionalisasi
Dinilai Belanja APBD Rendah, Djarot Balik Salahkan DPRD ..
Menurut Supandi, penyebab rendahnya serapan pada belanja langsung atau kegiatan fisik karena proses pembayaran kepada pihak ketiga belum rampung. Sebab, pemerintah harus memastikan kualitas pekerjaan yang dikerjakan sesuai dengan spesifikasi. "Setelah pengecekan, baru akan dibayar, tapi kalau tidak sesuai spesifikasi diminta memperbaiki," ujar dia.
Supandi mengatakan ada dua dinas yang mendapatkan alokasi anggaran daerah paling besar. Di antaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, serta Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan. Masing-masing dinas itu mendapatkan alokasi hingga Rp800 miliar lebih. "Kami tetap optimistis penyerapan maksimal sampai akhir tahun," kata dia.
Wakil Ketua Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kota Bekasi, Ariyanto Hendrata menganggap lambannya penyerapan anggaran bukan karena belum dibayarnya proyek yang dikerjakan oleh pihak ketiga, melainkan terlambatnya lelang proyek.
Baca juga:
Tergiur Jadi Model, Ibu Muda Malah Jadi Korban Perkosaan
Terus Bertambah, Sebanyak Inilah Utang First Travel
"Kalau lelang cepat, pengerjaan juga cepat, otomatis pembayaran mengikuti." Menurut Ariyanto, penyerapan anggaran rendah meski sudah menjelang akhir triwulan ketiga sudah sering terjadi setiap tahunnya.
Ia khawatir pekerjaan yang dikerjakan asal-asalan karena dikejar deadline proyek pemerintah. "Ini harus ada evaluasi soal lambannya lelang proyek," kata Ariyanto.
ADI WARSONO