TEMPO.CO, Jakarta - Camat Johar Baru Abdul Choir mengatakan salah satu penyebab tawuran antarwarga di Jalan Rawa Selatan II, Gang Buntu RW 07, Kecamatan Johar Baru, Jakarta Pusat, adalah efek dari penutupan jembatan penghubung Kampung Kota Paris dengan Kampung Rawa.
Menurut Choir, jembatan tersebut kerap dijadikan arena tawuran antarawarga RW 08 Kampung Rawa dan RW 05 Tanah Tinggi. Choir memutus akses jembatan dengan membuat tembok di kedua ujungnya pada 7 Agustus 2017.
Baca: Tawuran Warga di Johar Baru, Polisi: Diawali Melempar Genting
"Di Kali Gang Sentiong antara Gang Macan RW 08, Kampung Rawa, dengan RW 05 Tanah Tinggi sudah ketutup jembatannya. Sekarang sudah berhenti tawuran, tapi larinya kemari (Gang Buntu)," kata Choir saat ditemui Tempo di Johar Baru, Ahad, 3 September 2017.
Menurut Choir, tawuran di Gang Buntu terjadi baru-baru ini saja. Sumber tawuran, Choir menyebutkan, sejak dulu terjadi di Jalan Baladewa, Kota Paris, dan Gang Macan dengan memanfaatkan jembatan penghubung itu.
Karena itu, Choir merasa antisipasi yang dilakukannya untuk mencegah tawuran di Johar Baru ibarat sebuah balon, yang bila dipencet di satu sisi, sisi lainnya akan menggembung. "Pencet sini, melembung di sini. Tapi alhamdulillah sekarang Pak Kapolres cukup tegas," kata Choir.
Choir menilai, wilayah Gang Buntu yang cukup sepi menjadi primadona tersendiri bagi pelaku tawuran. Selain sepi, momen yang dimanfaatkan adalah ketika perayaan Idul Adha, Jumat, 1 September 2017, yang dijadikan ajang tawuran antara warga RW 04 Kampung Rawa atau dikenal dengan sebutan warga Lepoy dan warga RW 07 Kampung Rawa Gang Buntu.
Baca juga: Kepala Polres Jakarta Pusat: Tembak Pelaku Tawuran di Johar Baru
Dalam insiden itu, sepuluh orang tersangka ditangkap polisi, di antaranya lima orang warga RW 04 dan sisanya dari RW 07. Tawuran bermula dari aksi lempar genting oleh dua orang, Dean dan Anton, yang kini dalam pencarian. Keduanya mulai menyerang kawasan RW 04 dan memicu amarah dan terjadi serangan balasan.
FRISKI RIANA