Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Abi Qowi Tewas, Polisi Dalami Dugaan Pembunuhan Berencana  

Editor

Suseno TNR

image-gnews
Barang bukti yang disita tim polisi terkait persekusi Abi Qowi Suparto di Polda Metro Jaya, Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu, 10 Agustus 2017. Tempo/Zara Amelia
Barang bukti yang disita tim polisi terkait persekusi Abi Qowi Suparto di Polda Metro Jaya, Senayan, Jakarta Selatan pada Minggu, 10 Agustus 2017. Tempo/Zara Amelia
Iklan
TEMPO.CO, Jakarta - Polisi mendalami dugaan pembunuhan berencana dalam kasus persekusi Abi Qowi Suparto yang diduga dilakukan sejumlah pemuda di Rumah Tua Vape, Jalan Penjernihan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Sebelum mengeroyok, para tersangka membuat sayembara mencari keberadaan Abi Qowi di akun media sosial.

Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Komisaris Besar Nico Afinta mengatakan telah menahan lima tersangka. Mereka adalah Fahmi Kurnia Firmansyah (pemilik toko Rumah Tua Vape), Rajasa Sri Herlambang, Armyando Azmir, Aditya Putra, serta Pamungkas.

Hingga kemarin, polisi masih mengejar dua tersangka lainnya. “Pelaku mengaku menganiaya korban menggunakan tangan kosong dan ditendangi, ada juga yang menggunakan potongan besi,” ujarnya, Ahad, 10 September 2017.

Selain mengusut dugaan pengeroyokan dan pembunuhan berencana ini, polisi mendalami bukti rekaman kamera CCTV terkait dengan dugaan pencurian yang dilakukan korban. “Kami dalami juga, termasuk soal melarikan diri dengan menggunakan motor milik tukang ojek,” katanya.

Baca: Pelaku Persekusi terhadap Abi Dikenal Ramah

Peristiwa ini berawal dari hilangnya paket vape (rokok elektrik) di Rumah Tua Vape pada 20 Juli 2017. Paket yang hilang itu senilai Rp 1,6 juta. Berdasarkan keterangan satu karyawan toko yang mengecek rekaman CCTV, diketahui yang membawa paket itu adalah Abi Qowi. Pemuda berusia 19 tahun ini dikenali karena pernah membeli di toko itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Esoknya, Fahmi langsung membuat sayembara di akun Instagram tokonya. Siapa saja yang bisa memberikan informasi soal keberadaan Qowi akan diberi imbalan. Tak butuh waktu lama, ia pun mendapat informasi rumah Qowi. Sempat membuat kesepakatan dengan nenek dan ayah Qowi, Fahmi dan kawan-kawan akhirnya menjemput paksa Qowi dan membawanya ke Rumah Tua Vape di Jalan Penjernihan pada 28 Agustus 2017.

Di sana Qowi diinterogasi dan dianiaya hingga koma. Dia sempat dirawat di rumah sakit, tetapi akhirnya mengembuskan napas terakhir pada Ahad pekan lalu. 

Polisi menyelidiki pembunuhan ini setelah ibu Qowi, Rosani, mengadu. Bukti adanya penganiayaan adalah rekaman video dari media sosial yang didapat dua hari setelah pemakaman.

INGE KLARA SAFITRI | ZARA AMELIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

1 hari lalu

Sidang tuntutan Altafasalya Ardnika Basya,  terdakwa pembunuhan mahasiswa UI Muhammad Naufal Zidan di Pengadilan Negeri Depok, Kecamatan Cilodong, Depok, Rabu, 13 Maret 2024. Foto : Humas Kejari Depok
Tolak Pleidoi Altaf Pembunuh Mahasiswa UI, Jaksa Kutip Ayat Al-Qur'an dan Memberikan Tasbih

Jaksa penuntut umum Kejaksaan Negeri Depok memberikan tasbih kepada Altafasalya Ardnika Basya (23 tahun), terdakwa pembunuhan mahasiswa UI.


Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

3 hari lalu

Presiden Ekuador Daniel Noboa. REUTERS
Wali Kota Termuda di Ekuador Tewas Ditembak

Wali Kota Ekuador termuda Brigitte Garcia dan seorang staf ditemukan tewas tertembak dalam sebuah mobil. Geng pengedar narkoba diduga pelakunya,


Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

9 hari lalu

Tersangka Gregorius Ronald Tannurbersiap melakukan adegan rekonstruksi  di parkiran bawah tanah Lenmarc Mall, Surabaya, Jawa Timur, Selasa, 10 Oktober 2023. Ronald yang merupakan anak anggota DPR fraksi PKB Edward Tannur itu melakukan 41 adegan reka ulang dalam kasus dugaan penganiayaan yang mengakibatkan korban bernama Dini Sera Afrianti tewas. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Anak Anggota DPR yang Tewaskan Pacarnya di Surabaya Mulai Diadili

Anak anggota DPR Edward Tannur, Gregorius Ronald Tannur, menjalani sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Surabaya


Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

10 hari lalu

Aktivis Amnesty International Indonesia membawa petisi tentang penghormatan dan perlindungan HAM di Media Center KPU, Jakarta, Rabu, 6 Desember 2023. Amnesty International mengusulkan tiga topik penting kasus hak asasi manusia (HAM) kepada Komisi Pemilihan Umum dan mendesak untuk dibawa dalam debat capres dan cawapres. TEMPO/M Taufan Rengganis
Amnesty International Soroti Respons Delegasi Indonesia Kerdilkan Fakta dan Kondisi HAM di Sidang PBB

Amnesty International Indonesia mencatat, dari Januari 2018-Mei 2023, tercatat sekitar 65 kasus pembunuhan di luar hukum dengan 106 korban.


Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

13 hari lalu

Suciwati, istri Munir Said Thalib, saat ditemui usai diperiksa di kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat, 15 Maret 2024. Tempo/M. Faiz Zaki
Suciwati Mengaku Sudah Lelah dengan Janji Pengusutan Pembunuhan Munir, Komnas HAM dan Kejagung Saling Lempar

Suciwati, istri dari Munir berharap pengungkapan kasus pembunuhan terhadap suaminya segera tuntas.


Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

13 hari lalu

Polisi mengungkap motif wanita bernama Siti Nurul Fazila, 26 tahun, tega membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun.
Fakta Baru Kasus Ibu Bunuh Anak di Bekasi, Pelaku Kerap Mengaku Nabi, Anak Dianggap Dajjal

Berdasarkan keterangan suami, Siti si ibu bunuh anak berperilaku aneh 2 bulan terakhir, kerap mengaku nabi dan menganggap anaknya sebagai dajjal.


Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

13 hari lalu

Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Trisakti saat pembacaan 'Maklumat Trisakti Lawan Tirani' di Tugu Reformasi 12 Mei, Jakarta, Jumat, 9 Febuari 2024. Para civitas academica yang terdiri dari guru besar, pengajar, mahasiswa, karyawan dan alumni Universitas Trisakti yang memegang teguh nilai-nilai etik kebangsaan, demokrasi, dan hak asasi manusia, kekhawatiran atas matinya Reformasi dan lahirnya tirani sepakat mengeluarkan maklumat. TEMPO/Joseph.
Diperiksa Komnas HAM soal Kematian Munir, Usman Hamid Berharap Dalang Pembunuhan Segera Diungkap

Menurut Usman Hamid, hasil penyelidikan tim pencari fakta sudah lengkap sehingga ia berharap Komnas HAM segera mengumumkan dalang pembunuhan Munir.


Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan menggunakan senjata tajam. shutterstock.com
Ini Isi Bisikan Gaib yang Didengar Siti Hingga Ia Membunuh Anaknya di Bekasi

Berdasarkan keterangan suami, Siti mengaku sudah kerap mendengar bisikan gaib selama dua bulan terakhir. Berujung membunuh anaknya sendiri.


Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

13 hari lalu

Ilustrasi pembunuhan. FOX2now.com
Ibu Bunuh Anak di Bekasi Punya Perilaku Melukai Diri Sendiri

Siti Nurul Fazila, 26 tahun, ibu yang membunuh anaknya, AAMS, 5 tahun, sempat membenturkan kepalanya saat berada di dalam sel tahanan.


Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

16 hari lalu

Garis polisi terpasang di lokasi kejadian bunuh diri di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu, 9 Maret 2024. ANTARA/Mario Sofia Nasution
Psikolog Forensik Sebut Istilah Bunuh Diri Sekeluarga di Kasus Penjaringan tidak Tepat

Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri, menilai kasus satu keluarga lompat dari apartemen bisa disebut pembunuhan pada anak, bukan bunuh diri