TEMPO.CO, Jakarta - Komisioner Komisi Pendidikan Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Pendidikan Retno Listyarti berharap siswi sekolah dasar dalam kasus video hoax tentang anak nyaris menjadi korban penculikan tidak dirisak orang di lingkungannya. KPAI juga berharap kasus video hoax ini tidak terulang.
"Kami sudah mengetahui video yang viral itu adalah hoax. Anak ini tidak mengerti bahaya, tidak mengerti risiko, sehingga ia melakukan hal itu," kata Retno ketika mengunjungi sekolah tempat terjadinya peristiwa itu di SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi, Jakarta Barat, Jumat pagi, 15 September 2017.
Retno datang bersama Ai Maryati, Komisioner KPAI Bidang Trafficking dan Eksploitasi, sekitar 08.35 WIB. Tim KPAI diterima Kepala SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi Mulyadi di ruang kerjanya.
Baca: Dalami Isu Penculikan Siswa, KPAI Datangi SD Tanjung Duren
Retno khawatir siswi SD dalam video percobaan penculikan yang viral di media sosial itu menjadi korban perisakan karena berbohong soal penculikan. "Bisa panjang nanti jika berita ini viral. Anak ini punya potensi mendapatkan bully dari lingkungannya."
Menurut Retno, KPAI sengaja datang ke SDN Tanjung Duren Selatan 01 Pagi untuk bekerja sama dengan pihak sekolah dan komite sekolah. "Untuk mencegah hal itu terjadi."
Dalam video yang ramai beredar di media sosial, P bersama dua temannya mengaku hendak pergi ke tempat les pada Senin, 13 September 2017, sekitar pukul 13.00. Ketika hendak membeli cilok di depan sekolah, P mengaku dibekap orang tak dikenal. Orang tersebut berdiri di sebelah mobil hitam. Ia berhasil lolos karena menggigit tangan pelaku penculikan.
Baca: Cerita Siswi SD yang Lolos dari Penculikan Dipastikan Hoax
Namun, dari rekaman CCTV, terlihat tiga anak itu melewati tukang parkir yang berdiri dekat mobil hitam. Tukang parkir itu menyentuh salah satu anak dan berlarilah ketiganya.
MARIA FRANSISCA
